Jakarta — Pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat menjadi agenda utama pemerintah dalam memerangi pandemi yang disebabkan oleh virus corona tersebut.
Adapun saat ini penggunaan vaksin masih menunggu izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). BPOM dan MUI beserta Kementerian Agama telah melancong ke China untuk melihat proses produksi dari tiga produsen vaksin CanSino, Sinovac, dan Sinopharm. Pun dalam mendapati hasil uji klinis fase tiga.
“Kalau sudah ada izin dari BPOM dan sertifikat halal dari MUI maka pada akhir November akan dilakukan penyuntikan,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto dalam konferensi pers secara online di Jakarta, Senin (19/8/2020).
Efektivitas dan keamanan vaksin Covid-19 memang menjadi kunci upaya imunisasi masyarakat. Mengingat uji klinis vaksin virus corona di beberapa negara masih berlangsung atau belum selesai.
Pemerintah sendiri telah menetapkan 1,5 juta orang untuk menjalani vaksinasi Covid-19 pada tahap pertama. Hal ini akan dieksekusi pemerintah bila BPOM, MUI dan Kementerian Agama. Pemerintah mengklaim telah mengantongi ketersediaan dan komitmen dari produsen.
“Artinya kita menunggu Emergency use authorization yang dikeluarkan BPOM dan sertifikat kehalalan dari MUI,” tutur Achmad Yurianto.
Sedangkan vaksin Covid-19 yang akan digunakan pada imunisasi tahap pertama adalah vaksin buatan Sinovac di China. Pemerintah mengklaim ada 3 juta vaksin yang akan tiba pada November dan Desember 2020.
Kendati bakal segera mengeksekusi imunisasi dalam waktu dekat, pemerintah tetap menekankan penerapan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak hindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir. “Kita harus pahami vaksinasi bukan lini pertama dalam penanggulangan penyakit pandemi Covid-19,” tegas Yurianto. (*)