Utang Luar Negeri RI Naik Lagi Jadi Rp5.227 Triliun

Utang Luar Negeri RI Naik Lagi Jadi Rp5.227 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2018 mencapai US$360,5 miliar atau setara dengan kisaran Rp5.227 triliun (Rp14.500/US$). Posisi ULN tersebut meningkat 5,3 persen (yoy) dibandingkan dengan ULN tahun lalu di periode yang sama.

Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Senin, 17 Desember 2018 menyebutkan, posisi ULN Indonesia pada akhir Oktober 2018 tersebut, terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$178,3 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$182,2 miliar.

Namun demikian, Bank Sentral mengklaim, ULN Indonesia pada Oktober 2018 ini masih tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ULN yang melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan ULN di bulan sebelumnya yang sebesar 5,3 persen (yoy).

Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari pertumbuhan ULN pemerintah dan ULN swasta. Di mana ULN pemerintah tumbuh 3,3 persen menjadi sebesar US$175,4 miliar pada Oktober 2018, naik dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen (yoy).

Kendati tumbuh meningkat, nilai nominal ULN pemerintah pada Oktober 2018 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi September 2018 yang mencapai US$176,1 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan turunnya posisi pinjaman dan SBN yang dimiliki oleh investor asing.

Sementara untuk ULN swasta pada Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 7,7 persen (yoy). Meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7 persen (yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan ULN pada sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA).

ULN swasta tersebut sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor LGA, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor ini terhadap total ULN swasta mencapai 72,9 persen atau sama dibandingkan dengan pangsa pada bulan sebelumnya.

Menurut BI, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Oktober 2018 yang tetap stabil di kisaran 34 persen. Rasio tersebut masih lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata negara peers.

Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,9 persen dari total ULN.

Bank Indonesia dan Pemerintah, selama ini juga terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. (*)

Related Posts

News Update

Top News