oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham di Asia kemarin umumnya melemah perundingan Doha gagal mencapai kesepakatan untuk membatasi kuota produksi minyak. Indeks Nikkei Jepang turun 3,4% dan indeks Shanghai composite melemah 1,4%. Di Eropa, FTSE 100 Inggris naik 0,15%, dan S&P 500 di AS naik 0,65%.
Perusahaan besar di Jepang dilaporkan mengurangi produksi pasca gempa di Jepang minggu lalu. Toyota secara bertahap akan mengurangi produksinya karena keterbatasan pasokan suku cadang, dan juga karena pabrik di sekitar kawasan yang terdampak gempa terhenti operasinya. Honda Motor Co., Nissan Motor Co. dan Sony Corp. juga menghentikan produksinya untuk sementara. Sementara itu mata uang Yen justru menguat bahkan hingga menyentuh level terkuat dalam 18 bulan terakhir yaitu 107,8 Yen per USD. Hal ini semakin menyulitkan kinerja perusahaan Jepang yang berorientasi ekspor.
Posisi utang luar negeri Indonesia tumbuh 3,7% yoy menjadi USD311,5 miliar pada akhir Februari 2016. Komposisi utang luar negeri tersebut didominasi oleh utang luar negeri swasta sebesar USD164,6 miliar (52,8%) dan utang luar negeri sektor publik sebesar USD146,9 miliar (47,2%). Posisi utang luar negeri swatsta didominasi oleh sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan serta listrik, gas dan air bersih (keempat sektor ini tercatat sebesar 76,1% dari keseluruhan utang luar negeri swasta). Secara tenor, utang luar negeri jangka panjang meningkat sementara untuk jangka pendek menurun.
S&P Ratings Services kemarin mengingatkan meningkatnya risiko default perusahaan BUMN China dalam masa transisi kebijakan ekonomi China menuju ekonomi berbasis konsumsi. Reformasi tersebut akan berdampak negatif khususnya kepada industri padat modal seperti besi baja dan pertambangan. Tingkat leverage perusahaan BUMN di China sudah mencapai tahap kritis, dimana total utang telah mencapai sekitar lima kali EBITDA. Pembayaran debt service terkendala pelambatan ekonomi dan tidak dapat terkompensasi dengan penghematan-penghematan yang dilakukan.
1Malaysia Development Bhd. (1MDB) kemarin gagal membayar kewajiban terkait utang kepada Abu Dhabi Investment Petroleum Investment Co. (IPIC) sebesar lebih dari USD1 miliar. Secara teknikal 1MDB telah default. IPIC menjamin obligasi 1MDB sejumlah USD3,5 miliar 4 tahun lalu. Seiring dengan kesulitan likuiditas yang dialami 1MDB, IPIC juga menyediakan pinjaman emergensi dan juga mengambil alih kewajiban 1MDB kepada bondholders, dengan perjanjian 1MDB akan mentransfer sejumlah asset dan juga dana di kemudian hari kepada IPIC. Namun kemarin kewajiban kepada IPIC sebesar USD1,1 miliar gagal dibayar oleh 1MDB, sehingga secara teknikal 1MDB dan Kementerian Keuangan Malaysia dalam posisi default. Atas gagal bayarnya kewajiban tersebut, IPIC juga menyatakan menghentikan pembayaran bunga kepada investor obligasi 1MDB.
Bank of Korea menetapkan tingkat bunga acuan yaitu repo rate 7 hari di level 1,5% tidak berubah dalam 10 bulan terakhir, seiring dengan langkah wait and see Bank of Korea terhadap tanda-tanda perbaikan ekonomi domestik. Korea akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Q1 dan inflasi bulan Maret pada hari ini. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Q1 2016 sebesar 3% sementara proyeksi inflasi sebesar 1,4%.
Harga minyak dunia ditutup turun kemarin pasca gagal dicapainya kesepakatan dalam perundingan Doha hari minggu tanggal 17 April. Namun demikian penurunan yang terjadi tidak sebesar pada sesi awal perdagangan karena pada akhirnya pelaku pasar menyadari bahwa kesepakatan seperti yang diharapkan dalam sejarahnya tidak pernah terjadi. Selain itu unjuk rasa pekerja perusahaan minyak di Kuwait juga turut mencegah turunnya harga minyak secara signifikan. WTI crude Nymex untuk pengiriman Mei turun USD0,58 (1,4%) ke level USD39,8 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Juni turun USD0,19 (0,4%) ke level USD42,9 per barrel.
Yield UST naik meskipun terjadi kegagalan kesepakatan di Doha. Yield UST 10 tahun naik 2 bps ke level 1,77%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 tahun telah turun 50 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara itu yield UST 30 tahun juga naik 2 bps ke level 2,58%.
Pasar SUN ditutup sedikit melemah, yield SUN tenor 10 tahun naik 3 bps ke level 7,44%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 130 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup naik 42 poin (0,9%) ke level 4.865. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp330 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp5,3 triliun. Sejak awal tahun, IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 5,9% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah menguat Rp8 ke level Rp13.170 per Dolar AS. Rupiah telah menguat Rp618 sejak akhir tahun lalu (4,5%). NDF 1 bulan menguat Rp49 ke level Rp13.142 per Dolar AS. Penguatan NDF melampaui spot menunjukkan dalam waktu dekat Rupiah akan menguat. Sementara itu persepsi risiko sedikit meningkat, CDS 5 tahun naik 3 bps ke level 202. CDS Indonesia 5 tahun telah turun 28 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)
Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK