Usai Disuntik BCA Rp5,5 Triliun, EDGE DC Rebranding Jadi Digital Edge Indonesia

Usai Disuntik BCA Rp5,5 Triliun, EDGE DC Rebranding Jadi Digital Edge Indonesia

Poin Penting

  • EDGE DC resmi rebranding menjadi Digital Edge Indonesia, langkah strategis untuk memperkuat identitas regional dan mempercepat ekspansi bisnis pusat data di Asia Pasifik.
  • Digital Edge Indonesia memperoleh pendanaan jumbo USD325 juta dari BCA, yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur digital baru, refinancing, dan penyelesaian EDGE2.
  • Rebranding dan investasi ini diharapkan mempercepat ekonomi digital Indonesia, memperkuat ekosistem teknologi, hingga menarik investor global.

Jakarta – EDGE DC resmi berganti nama menjadi Digital Edge Indonesia. Ini menandai babak baru ekspansi perusahaan pusat data yang tengah memantapkan posisinya di ekosistem digital edge kawasan Asia Pasifik.

Rebranding ini bukan sekadar kosmetik, tetapi langkah strategis untuk memperkuat identitas regional dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis di pasar pusat data Indonesia.

Langkah ekspansi Digital Edge Indonesia semakin bertenaga setelah perusahaan memperoleh pendanaan jumbo USD325 juta atau sekitar Rp5,5 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Baca juga: Data Streaming Jadi Tulang Punggung Aplikasi Realtime dan AI

Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur digital baru di Jakarta, refinancing fasilitas eksisting, dan penyelesaian pembangunan EDGE2.

Investasi tersebut diperkirakan mendorong percepatan ekonomi digital Indonesia, mulai dari penguatan ekosistem teknologi nasional, peningkatan minat investor global, penciptaan lapangan kerja baru, hingga penyediaan akses infrastruktur digital kelas dunia bagi UMKM maupun perusahaan lokal.

“Indonesia memiliki salah satu ekonomi digital paling dinamis di Asia,” ujar John Freeman, CEO Digital Edge dikutip 9 Desember 2025.

“Rebranding ini memperkuat identitas regional kami dan memastikan kemampuan untuk terus tumbuh dengan standar operasional kelas dunia seiring meningkatnya permintaan infrastruktur digital,” tambahnya.

Senada, Stephanus Oscar, CEO Digital Edge Indonesia, menegaskan komitmen perusahaan. “Kami ingin berperan aktif memperkuat fondasi ekonomi digital Indonesia melalui layanan pusat data yang andal, efisien, dan memenuhi standar global,” katanya.

Baca juga: Telin dan Digital Realty Kolaborasi Dorong Interkoneksi Pusat Data

Berdiri sejak 2018, EDGE DC—kini Digital Edge Indonesia—melayani sektor cloud, layanan keuangan, hyperscale, enterprise, hingga penyedia jaringan. Saat ini, mereka mengoperasikan dua fasilitas utama: EDGE1 dan EDGE2, dengan kapasitas gabungan 29 MW.

Digital Edge Indonesia menjadi operator pusat data terbesar di pusat kota Jakarta, sekaligus motor pendorong transformasi digital nasional. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62