Jakarta – Unit Usaha Syariah (UUS) PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatatkan kinerja baik di tahun 2019. Dengan total kontribusinya yang tumbuh 1% secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,7 triliun, dan kontribusi tabarru yang tumbuh 8% menjadi Rp2,5 triliun di tahun 2019, UUS dari Prudential memimpin pangsa pasar industri asuransi jiwa syariah di Indonesia atau menggenggam market share sebesar 28%.
Hal tersebut diungkapkan Sharia, Government Relations, and Community Investment Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo dalam acara virtual press conference Prudential di Jakarta, Senin, 18 Mei 2020. Selain itu, ia menambahkan, kinerja aset pada 2019 juga tercatat stabil, meski disertai dengan pendanaan berbagai strategi bisnis perusahaan.
“Di tahun ini total aset kita mengalami koreksi sedikit menjadi Rp9,1 triliun. Itu karena memang di tahun 2019 kita banyak melakukan inisiatif-inisiatif yang dikeluarkan perusahaan untuk berkembang lebih baik lagi. Namun begitu, kinerja aset masih tercatat stabil,” ujarnya.
Sementara, dana tabarru berhasil tumbuh sekitar 15% atau dari Rp770 miliar pada 2018 menjadi Rp887 miliar pada 2019. Hal ini, tambah Nini, dikarenakan bertambahnya peserta asuransi syariah di tahun 2019 dan juga akumulasi surplus dana tabarru tahun berjalan. Selain itu, rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) nya pada 2019 sebesar 2.581% atau masih jauh di ambang batas minimum yang telah ditetapkan regulator yakni 120%.
Ia menyatakan, ada tiga hal yang akan dihadapi Prudential di tengah wabah pandemi ini. “Pertama, bagaimana di dalam masa pandemi COVID-19 ini Prudential dapat berkontribusi menghadapi tantangan-tantangan yang ada, karena masalahnya ini bukan hanya kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sosial. Kedua, Kami di Februari dan Maret lalu melakukan survei konsumen syariah untuk melihat peluang yang luar biasa dari industri syariah ini. Dan ketiga, terkait sikap Prudential ke depannya bagaimana menyongsong peluang bisnis tadi,” ucapnya.
Meski begitu, Nini tetap optimis di tengah situasi pandemi yang serba tidak pasti ini. “Menurut survei yang kami lakukan tersebut, minat masyarakat akan asuransi jiwa syariah terus meningkat. Potensi pasar asuransi jiwa syariah dalam tiga tahun ke depan akan mencapai Rp9,6 triliun,” tutup Nini. (*) Bagus Kasanjanu.