Jakarta – Unilever akan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.200 karyawan atau sepertiga dari seluruh posisi administratif di Eropa pada akhir 2025.
Pemangkasan sendiri dilakukan sebagai upaya CEO Hein Schumacher yang mengambil alih perusahaan tahun lalu untuk membangkitkan pertumbuhan bisnis barang konsumen tersebut.
Saat ini, Schumacher tengah menyusun rencana pada bulan Oktober untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor usai berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga : Unilever Bakal PHK 7.500 Karyawan Secara Global, Ini Alasannya
Sebelumnya pada bulan Maret 2024, perusahaan memangkas terhadap 7.500 karyawan atau 5 persen dari keseluruhan secara global yang mencapai 128.000 orang.
Pemangkasan dilakukan sebagai langkah efisiensi biaya seiring dengan rencana perusahaan untuk memisahkan unit bisnis es krimnya.
Dinukil The Guardian, Rabu (19/3/2024), PHK terhadap ribuan karyawan tersebut kemungkinan besar terjadi di kantor pusat Unilever London, dan beberapa di unit bisnis di negara lain.
Baca juga : Laba Bersih di Semester I-2023 Susut 19,6%, Bos Unilever Indonesia Ungkap Penyebabnya
Adapun perusahaan menaksir, pemangkasan massal tersebut dapat menghemat budget hingga 800 juta euro atau setara dengan Rp13,68 triliun selama tiga tahun ke depan.
Dengan begitu, perusahaan bisa tetap menjalankan rencana pemisahan unit bisnis es krim yang diperkirakan terjadi pada akhir 2025.
Saat ini, berdasarkan perincian dari paparan umum perusahaan, Unilever telah menginformasikan kepada para eksekutif seniornya pada Rabu (10/7), akan ada sebanyak 3.200 pekerja di Eropa diberhentikan pada akhir 2025.
“Kami dalam beberapa minggu ke depan akan memulai proses konsultasi dengan karyawan yang mungkin terkena dampak perubahan yang diusulkan,” kata juru bicara Unilever dilansir VOA, Senin, (15/7). (*)
Editor : Galih Pratama