Jakarta – Buntut dari tutupnya e-commerce JD.ID diperkirakan akan memicu gugurnya e-commerce lainnya di tahun ini yang disebabkan oleh tuntutan para investor untuk memberikan keuntungan dan pertumbuhan yang tinggi.
Sehingga, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa dengan adanya tuntutan tersebut, memicu perusahaan e-commerce untuk membatasi pemberian diskon dan promo kepada konsumennya.
“Jadi e-commerce pun harus memulai membatasi untuk diskon dan promo secara terus menerus karena sudah harus mulai mengejar keuntungan kalau masih ingin menarik di mata investor,” ucap Bhima kepada Infobanknews dikutip, 1 Februari 2023.
Selain itu, seiring telah dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir Desember 2022 oleh Presiden Joko Widodo, semakin membuat pergerakan mobilitas masyarakat semakin efektif.
Mobilitas masyarakat tersebut memicu masyarakat untuk kembali berbelanja melalui toko fisik. Tidak hanya itu, maraknya fenomena live sale atau perdagangan di media sosial juga memicu persaingan yang ketat pada platform e-commerce.
“Ada pergerakan mobilitas masyarakat kan mulai belanja lagi di toko fisik dan juga ada persaingan ketat dari yang namanya live sale, kemudian jual beli di media sosial, sekarang tiktok itu diperkirakan bisa mengalahkan volume transaksinya e-commerce platform,” imbuhnya.
Meski begitu, e-commerce masih memiliki peluang pertumbuhan yang positif di tahun ini, hanya saja peluang tersebut telah mengerucut pada e-commerce yang paling utama di Indonesia seperti, Tokopedia dan Shopee.
“Kalaupun disebut tumbuh itu akan terfokus pada konsentrasi e-commerce yang besar, sementara tahun ini mungkin akan banyak e-commerce yang berguguran dan itu artinya akan ada PHK secara massal di sektor digital, nah ini yang harus diwaspadai juga,” ujar Bhima. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra