Jakarta – PT Bank Neo Commerce Tbk, salah satu pelopor bank digital di Tanah Air, optimis mampu menutup 2024 dengan melanjutkan tren cetak laba.
Direktur Utama BNC Eri Budiono mengatakan, pihaknya saat ini sangat memperhatikan performa kinerja perseroan tiap bulannya. Hingga September 2024, perseroan mampu melanjutkan tren positif dengan mencetak laba.
“Kami akan terus upayakan hingga akhir tahun kami mampu mencetak laba,” jela Eri dalam paparan kinerja kuartal III 2024 di Jakarta, 2024.
Per September 2024, BNC tercatat mampu mencetak laba bersih Rp4,06 miliar, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp566,06 miliar di kuartal III 2023.
Teranyar, berdasarkan laporan keuangan perseroan, BNC kembali mencetak laba Rp6,95 miliar per Oktober 2024. Ini juga berbalik dari kondisi rugi pada Oktober 2023 yang sebesar Rp548,49 miliar.
“Mencatatkan laba merupakan sebuah milestone yang besar bagi BNC. Ini merupakan hal yang penting untuk bagaimana kita dilihat juga oleh publik,” ujarnya.
Ketika ditanya soal proyeksi target laba hingga akhir 2024, Eri belum bisa membeberkan secara detail angka laba yang bakal diraup perseroan. Namun, dia optimis bahwa perseroan mampu mencetak laba.
“Kami upayakan agar terus dapat mencatatkan laba ke depan, namun belum bisa share berapa proyeksi angkanya,” tuturnya.
Baca juga: Adu Laba Bank Digital per September 2024, Siapa Juaranya?
Baca juga: BI Catat Kredit Perbankan Tumbuh 10,79 Persen di November 2024
Lebih jauh Eri memaparkan, bahwa capaian laba yang diraih perseroan saat ini tak lepas dari keberhasilan strategi yang telah diterapkan.
Sejak Juni 2024, pihaknya memperketat risk acceptance criteria untuk penyaluran kredit sehingga kredit yang disalurkan lebih berkualitas.
“Untuk di sisi lending kami banyak dari segmen underserved atau unbanked, banyak data nasabah atau calon nasabah yang sangat limited. Kami banyak melakukan perbaikan sehingga bisa dilihat terjadi perubahan yang terlihat dari NPL (non performing loan) yang lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, BNC juga mengurangi marketing cost, dengan melakukan upaya-upaya marketing yang lebih fokus dan targeted.
Ceminannya, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BNC terus mengalami penurunan, menjadi sebesar 99,88 persen di kuartal III 2024, turun dari 116,91 persen di kuartal III 2023.
Dari sisi intermediasi, per September 2024 BNC menyalurkan kredit Rp9,26 triliun. Realisasi kredit ini terkoreksi 15,54 persen dari posisi September 2023 Rp10,97 triliun.
Meski terkoreksi, kata Eri, BNC berhasil meningkatkan penyaluran kredit kepada nasabah korporasi dan nasabah langsung melalui produk pinjaman milik BNC yang tersedia di aplikasi neobank, yaitu Neo Pinjam.
“Peningkatannya sebesar 152,32 persen dari Januari hingga September 2024, dari kisaran Rp86 miliar di Januari menjadi kisaran Rp217 miliar di September 2024,” ungkap Eri.
Dari sisi kualitas penyaluran kreditnya juga terjaga. Hingga akhir September 2024, NPL net tercatat 0,99 persen dan NPL gross sebesar 3,72 persen.
Sementara jika dilihat dari rasio kecukupan modal, BNC juga mencatatkan pertumbuhan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang cukup signifikan, meningkat 7,83 persen year to date menjadi 34,18 persen pada posisi September 2024 dari sebelumnya 26,35 persen di posisi September 2023.
Meningkatnya CAR menunjukkan semakin baiknya kemampuan bank untuk menanggung risiko dari kredit yang diberikan dan menunjang kemampuan bank untuk dapat terus meningkatkan pertumbuhan kredit.
Sementara terkait dengan funding, BNC mencatatkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp14,14 triliun per September 2024, terjadi koreksi 7,59 persen dari Rp15,30 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menutup kuartal III 2024, total aset yang dimiliki BNC mencapai Rp18,45 triliun, tumbuh 1,59 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp18,16 triliun. (*)
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More