Turun 29%, Maybank Indonesia Catat Laba Rp381 Miliar

Turun 29%, Maybank Indonesia Catat Laba Rp381 Miliar

Jakarta – PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) hingga kuartal I 2021 mencatatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp381 miliar atau turun 29% dari Rp538 miliar pada Kuartal I 2020.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menjelaskan, kinerja saat ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan sejak Kuartal I 2020.

“Pencapaian kinerja kami (per kuartal I 2021) mencerminkan kondisi ekonomi yang masih menantang di awal tahun ini. Kami akan terus memonitor resiko terhadap portofolio kami, dan di saat sama, terus mengejar peluang-peluang yang ada, khususnya terkait layanan perbankan digital kami,” kata Taswin melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat 30 April 2021.

Meski demikian, lanjut Taswin bila dilihat kuartal per kuartal, Bank berhasil membukukan peningkatan PATAMI sebesar 127,6% didukung upaya Bank, yang secara selektif, memanfaatkan peluang pasar yang tengah bertumbuh melalui layanan perbankan digital. Sementara untuk credit cost (biaya kredit) juga menurun dibanding kuartal sebelumnya, seiring kebijakan Bank yang tetap disiplin dalam menjaga kualitas asetnya.

Sementara itu, Net Interest Income (NII), atau Pendapatan Bunga Bersih juga menurun sebesar 13,7% menjadi Rp1,7 triliun oleh karena menurunnya loan balance (saldo kredit) sementara Bank juga melihat adanya perbaikan kredit. Meskipun demikian, Bank tetap mengambil langkah untuk mempertahankan strategi pertumbuhan kredit secara selektif akibat dari pandemi.

Net Interest Margin (NIM), atau Margin Bunga Bersih juga turun sebesar 61 basis poin menjadi 4,35% di kuartal I 2021, dibandingkan 4,96% pada Maret 2020 sebagai akibat dari penurunan imbal hasil kredit. Penurunan imbal hasil kredit ini seiring dengan turunnya suku bunga Bank Indonesia dan sebagai akibat dari program restrukturisasi kredit kepada nasabah yang bisnisnya terdampak pandemi.

Selain itu, Maybank Indonesia berhasil menurunkan biaya bunga (cost of funds) sebesar 126 basis poin dengan berfokus pada pertumbuhan likuiditas CASA untuk menjaga tekanan pada marjin.

Fee-based income turun 24% menjadi Rp453 Miliar akibat menurunnya fee income terkait Global Market. Turunnya pendapatan fee-based tertahan oleh naiknya pendapatan fees terkait Bancassurance dan Wealth Management sebesar 89,7% menjadi Rp65 miliar dan 33,8% menjadi Rp40 miliar.

Menurut Taswin, pada kuartal I tahun 2021, pihaknya menempuh langkah yang lebih konservatif, dan hati-hati dalam melakukan ekspansi kredit di tengah dampak disrupsi pasar akibat wabah Covid-19. Hal ini menyebabkan penyaluran kredit Maybank Indonesia turun 17,2% menjadi Rp101,7 triliun per 31 Maret 2021 dibanding Rp122,9 triliun per 31 Maret 2020. 

Meski demikian, Maybank Indonesia akan terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk memastikan dan memperhatikan keberlangsungan bisnis nasabah serta menjaga kualitas aset Bank.

“Namun demikian, kami senantiasa bersikap hati-hati dan sigap dalam mengantisipasi dan memitigasi dampak lanjutan dari pandemi beberapa waktu ke depan, selain juga terus memberikan dukungan kepada nasabah untuk memastikan keberlangsungan bisnis mereka,” kata Taswin.

Meskipun di tengah kondisi yang menantang, rasio keuangan Bank relatif stabil. Hal ini tercermin dari tingkat Non-Performing Loan (NPL) Bank yang berada pada 4,2% (gross) dan 2,4% (net) per Maret 2021, dibandingkan dengan tingkat NPL kuartal IV 2020 yang berada pada 4,0% (gross) dan 2,5% (net).

Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR Bank saja) juga tercatat sehat pada level 76,0%, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja), atau Rasio Kecukupan Likuiditas, tercatat sebesar 202,0% per kuartal I 2021, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100%.

Sementara itu, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) Maybank Indonesia relatif stabil, yakni tercatat sebesar Rp117,1 triliun pada Maret 2021. CASA bertumbuh 9,6% menjadi Rp48,0 triliun, dimotori kenaikan rekening giro sebesar 23,3%. Rasio CASA pun membaik menjadi 41,0% dari 37,4% tahun sebelumnya.

Posisi permodalan Maybank Indonesia menurut Taswin masih tumbuh lebih kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 25,3% per Maret 2021, dibandingkan 20,6% periode yang sama tahun lalu. Total modal tercatat naik menjadi Rp26,9 triliun dari Rp26,2 triliun. (*)

Editor: Rezkiana Np

Related Posts

News Update

Top News