Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan kredit perbankan tumbuh melambat. Penvaluran kredit pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp6.424,4 triliun, atau tumbuh 9,8% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,4% yoy.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, perkembangan tersebut sejalan dengan laju penyaluran kredit pada golongan debitur korporasi sebesar 10,1%, yoy dan perorangan 9,3% yoy.
“Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Maret 2023 disebabkan oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi,” ujar Erwin dikutip Kamis, 27 April 2023.
Secara rinci, Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh 10,0% yoy pada Maret 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 10,2% yoy. Perkembangan KMK bersumber dari pergerakan KMK sektor Industri Pengolahan, yang tumbuh 4,7% yoy pada bulan laporan, setelah tumbuh 5,6% yoy pada Februari 2023, terutama pada sub sektor Industri Kimia Dasar, Kecuali Pupuk di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Selain itu, KMK Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) tumbuh 5,0% yoy pada Maret 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 5,7% yoy, terutama pada sub sektor Perdagangan Besar Bahan Bakar Gas, Cair, dan Padat, Serta Produk Sejenis di DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan.
Kredit Investasi (KI) pada Maret 2023 tumbuh 10,3% yoy, setelah tumbuh 11,8% yoy pada bulan sebelumnya, terutama bersumber dari sektor Industri Pengolahan serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi. KI sektor Industri Pengolahan pada Maret 2023 tumbuh 16,5% yoy, setelah tumbuh 22,9% yoy pada Februari 2023, seiring perkembangan kredit pada sub sektor Industri Semen, Kapur dan Gips, Serta Barang-barang dari Semen, dan Kapur di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
“KI sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 2,5% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,8% yoy, terutama pada kredit sub sektor Jaringan Telekomunikasi di DKI Jakarta,” jelas Erwin.
Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 9,1% yoy pada Maret 2023, setelah tumbuh 9,6% yoy pada bulan sebelumnya disebabkan oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Multiguna.
Penyaluran kredit sektor Properti tumbuh 8,7% yoy pada bulan laporan, setelah sebelumnya tumbuh 7,6% yoy, terutama didorong oleh perkembangan Kredit Konstruksi.
“Kredit Konstruksi tumbuh sebesar 7,4% yoy pada Maret 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 2,7% yoy, disebabkan oleh pertumbuhan kredit Konstruksi Perumahan Sederhana di DKI Jakarta dan Jawa Barat,” tambahnya.
Di sisi lain, Kredit Real Estate tumbuh 15,9% yoy terutama berasal dari kredit Real Estate Perumahan Flat Apartemen, setelah bulan sebelumnya tumbuh 17,4% yoy. Sementara itu, Kredit KPR/KPA tumbuh 7,3% yoy pada periode laporan, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,8% yoy, khususnya pada KPR tipe di atas 70.
Kemudian, penyaluran kredit kepada UMKM pada Maret 2023 tumbuh 8,5% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,6% yoy. Kredit UMKM skala kecil terkontraksi 6,9% yoy pada Maret 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 1,7% yoy.
“Sementara itu, kredit UMKM skala menengah terkontraksi 12,9% yoy, setelah terkontraksi 11,9% yoy pada Februari 2023,” katanya.
Di sisi lain, kredit UMKM skala mikro tumbuh 43,9% (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 34,4% yoy pada Februari 2023. Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan kredit UMKM di Maret 2023 terutama dipengaruhi ole perkembangan Kredit Modal Kerja.
Erwin pun menjelaskan, pada Maret 2023, suku bunga pinjaman dan simpanan mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan tren peningkatan suku bunga acuan. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat 9,38%, meningkat 4 bps dibandingkan bulan sebelumnya.
Demikian pula suku bunga simpanan berjangka tercatat meningkat pada hampir seluruh tenor, yakni tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, masing-masing sebesar 4,17%, 4,42%, 4,74%, dan 4,94% pada Maret 2023, setelah pada Februari 2023 tercatat masing-masing sebesar 4,14%, 4,41 %, 4,50%, dan 4,87%. Sementara itu suku bunga tenor 24 bulan tercatat stabil sebesar 5,32% yoy.
BI juga mencatat, penghimpunan DPK pada Maret 2023 tercatat Rp7.759,3 triliun, atau tumbuh 7,2% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,1% yoy. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh laju pertumbuhan DPK korporasi dan perorangan.
Selanjutnya, pada Maret 2023, tabungan tumbuh sebesar 4,3% yoy, setelah tumbuh 5,1% yoy pada Februari 2023. Sementara itu, giro tercatat tumbuh sebesar 12,7% yoy, setelah sebelumnya tumbuh 19,1% yoy.
“Di sisi lain, simpanan berjangka tumbuh 5,7% yoy, setelah tumbuh sebesar 5,5% yoy pada bulan sebelumnya sejalan dengan perkembangan suku bunga simpanan beriangka,” pungkas Erwin. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra