Jakarta – Per Januari 2023, Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) catat penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 20,70% secara tahunan menjadi Rp503 triliun atau hampir dua kali lipat dari persentase pertumbuhan perbankan nasional.
Tidak hanya itu, dana pihak ketiga (DPK) pun turut tumbuh 12,14% secara tahunan menjadi Rp616 triliun. Sehingga aset perbankan syariah membukukan pertumbuhan sebesar 15,84% yoy menjadi Rp786 triliun.
Ketua Umum Asbisindo, Hery Gunardi mengatakan bahwa sejak tahun 2022 hingga saat ini kondisi ketahanan perbankan syariah semakin solid. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) Bank Umum Syariah (BUS) yang mencapai 26,28%.
“Tantangan kita (perbankan syariah) sekarang adalah harus merapikan bisnis model kita,” ucap Hery dalam keterangan resmi di Jakarta, 25 Mei 2023.
Meski begitu, Hery juga mengingatkan bila masih terdapat pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Asbisindo, yaitu meningkatkan market share perbankan syariah dalam negeri yang masih tercatat rendah, yaitu sekitar 7%.
Menurutnya, perbankan syariah masih memiliki ceruk pasar tersendiri sehingga masih berkesempatan luas untuk bertumbuh dan bersaing dengan perbankan lainnya dari sisi market share.
Adapun, berdasarkan kinerja tersebut, Asbisindo meyakini bahwa kemampuan perbankan syariah dalam berkompetisi dan menjadi pemain utama di industri perbankan nasional semakin solid dengan ditopang dari sisi modal, pembiayaan serta dana pihak ketiga (DPK). (*)
Editor: Galih Pratama