Tumbuh 20,28 Persen, BSI Raup Laba Rp3,39 Triliun di Triwulan II 2024

Tumbuh 20,28 Persen, BSI Raup Laba Rp3,39 Triliun di Triwulan II 2024

Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI meraup laba bersih Rp3,39 triliun pada triwulan II 2024 atau tumbuh 20,28 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,82 triliun.

“Kinerja BSI pada triwulan II 2024 ini tumbuh sehat, sustain, solid dari tahun ke tahun dan tumbuh di atas pertumbuhan industri perbankan syariah,” ujar Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, dalam paparan kinerja BSI pada triwulan II 2024, secara virtual, Senin, 2 September 2024.

Lebih lanjut, ia mengatakan pada triwulan II 2024, dari sisi aset BSI tumbuh 15,10 persen menjadi Rp361 triliun. Di sisi likuiditas, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,50 persen menjadi Rp297 triliun.

Komposisi DPK BSI didominasi oleh produk tabungan yang tumbuh 16,09 persen menjadi Rp129 triliun. Perolehan tabungan ini memperkokoh current account saving account/CASA BSI sebesar Rp184,11 triliun, naik 21,65 persen.

“Kinerja tabungan membuat BSI menjadi bank dengan tabungan nomor lima terbesar di industri perbankan syariah Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: Laba MUFG Cabang Jakarta Naik 28 Persen jadi Rp4 Triliun di Semester I 2024

Pembiayaan BSI mengalami kenaikan 15,99 persen menjadi Rp257 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sehat. Ini tecermin dari non performing financing/NPF gross berada di posisi 1,99 persen pada Juni 2024, turun dari 2,31 persen di Juni 2023.

Kinerja pembiayaan BSI ditopang oleh pembiayaan segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM yang mencapai Rp184,61 triliun. Segmen wholesale mengomposisi 28,27 persen dengan outstanding Rp72,77 triliun.

Hal ini menunjukkan bahwa segmen ritel, konsumer dan UMKM memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan pembiayaan BSI, termasuk di produk gadai dan cicil emas. Sejalan dengan strategi pertumbuhan, pembiayaan emas BSI per Juni 2024 mencapai Rp8,97 triliun, tumbuh 41,27 persen dengan NPF 0,07 persen.

“Saat ini investasi emas cukup menarik minat termasuk generasi muda karena tergolong safe-haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi. Pembiayaan cicil emas memiliki pertumbuhan signifikan mencapai 100,10 persen ke level Rp3,56 triliun, sementara gadai emas berada di level Rp5,41 triliun tumbuh 18,38 persen. Pembiayaan berbasis emas serta Tabungan emas saat ini telah dapat diakses secara digital melalui BSI Mobile,” tuturnya.

Sepanjang triwulan II 2024, pendapatan BSI ditopang oleh pendapatan margin dan bagi hasil yang naik 11,44 persen menjadi Rp12,08 triliun, serta pendapatan berbasis fee yang tumbuh 28,01 persen menjadi Rp2,48 triliun. Di sisi lain, rasio efisiensi (BOPO) turun dari 70,87 persen ke level 69,23 persen.

Baca juga: Customer Experience jadi Kunci BSI Layani Nasabah

“Parameter-parameter kinerja keuangan yang baik ini dan kemampuan kami mendorong pertumbuhan CASA dari produk tabungan membawa dampak terhadap bottom line kami. Bottom line BSI pada Juni 2024 mengalami pertumbuhan hampir 21 persen mencapai Rp33,9 triliun. Ini mungkin merupakan pertumbuhan terbesar di industri perbankan saat ini,” ungkap Hery.

Sementara, di sisi rasio profitabilitas BSI, yakni return of asset (ROA) BSI naik 14bps dari 2,35 persen per Juni 2023 menjadi 2,48 persen per Juni 2024. Return of equity (ROE) juga meningkat 100bps dari 16,83 persen per Juni 2023 menjadi 17,86 persen per Juni 2024.

“Kondisi global dan domestik ekonomi tidak baik-baik saja sampai akhir tahun ini. Banyak yang harus diperhatikan, perjalanan BSI masih panjang. Mudah-mudahan BSI sampai akhir tahun ini tetap bisa mengukir kinerja baik dan bagus yang tidak hanya bisa bermanfaat untuk masyarakat tapi juga pemegang saham,” tutup Hery. (*) Ayu Utami

Related Posts

News Update

Top News