Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus mencatatkan pertumbuhan kredit di kantor luar negeri (KLN) yang positif. Hingga kuartal III 2023, KLN BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp21,77 triliun atau tumbuh 10,8 persen secara tahunan (yoy).
Direktur Wholesale & International Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan bahwa capaian kredit kantor luar negeri BNI ini merupakan bagian dari posisi perseroan sebagai bank dengan mandat global.
“Kami sangat bersyukur di mana KLN BNI telah mampu mencatatkan kredit yang baik sehingga mampu memberi dorongan pada kinerja BNI Group. Kami optimis tren kredit ini akan terus tumbuh positif,” ungkap Silvano dalam keterangan resmi, Kamis 2 November 2023.
Baca juga: Naik 15 Persen, BNI Cetak Laba Rp15,8 Triliun di Kuartal III-2023
Silvano memaparkan, beberapa strategi yang dilakukan oleh BNI untuk meningkatkan kredit KLN di antaranya melakukan akuisisi group usaha, supplier, buyer debitur BNI Kantor Pusat. Kemudian, perseroan juga semakin aktif berpartisipasi dalam kredit sindikasi Top Tier.
Selain itu, perseroan juga menyediakan pembiayaan skema khusus supply chain financing serta pembiayaan terhadap investment grade Non Indonesian Related.
“Kami memiliki total 7 Kantor Luar Negeri (KLN) yang saat ini telah tersebar di London, New York, Seoul, Singapura, Tokyo, Hongkong, hingga Amsterdam yang terus proaktif membangun ekosistem bisnis, serta diaspora untuk mendukung kinerja berkelanjutan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, BNI hingga kuartal-III 2023 membukukan pertumbuhan laba sebesar 15,1 persen secara tahunan atau menjadi Rp15,8 triliun. Pertumbuhan kredit BNI sampai dengan September 2023 sebesar 7,8 persen yoy menjadi Rp671,4 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak.
Baca juga: Transaksi BNI Mobile Banking Tumbuh 53 Persen di Kuartal III-2023 jadi Segini
Secara rinci, kredit segmen korporasi swasta blue chip tumbuh 19,2 persen yoy menjadi Rp251,6 triliun, diikuti segmen enterprise, yang merupakan direct value chain dari nasabah korporasi tersebut, tumbuh 10,2 persen yoy menjadi Rp57,4 triliun.
Segmen konsumer tumbuh 12,7 persen yoy menjadi Rp119,5 triliun, yang dikontribusikan terutama dari pertumbuhan personal loan dan kredit pemilikan rumah (mortgage).(*)
Editor: Galih Pratama