“Apabila Presiden AS ini secara konsisten melakukan kebijakan, maka lanskap perdagangan global akan berubah terutama dengan adanya perang perdagangan antara AS dan China. Secara langsung bisa berdampak negatif terhadap ekspor China di mana ekspor China ke AS ada 18,6%,” ucapnya.
Menurutnya, dampak turunan dari gejolak hubungan dagang antara AS dan Tiongkok, akan mempengaruhi perdagangan negara lain terutama pada negara yang ekspor utamanya adalah Tiongkok. “Semakin terdampaknya ekspor China ke AS akan berdamapak pada input negara-negara dari Asia,” paparnya.
Baca juga: Efek Trump, The Fed Diprediksi Tunda Naikkan Suku Bunganya
Sementara dampaknya ke perdagangan Indonesia, apabila pasar antara AS dan Tiongkok tidak stabil, maka kinerja perdagangan Indonesia akan terganggu karena Tiongkok dan AS merupakan pangsa pasar utama ekspor Indonesia. “Kinerja perdagangan Indonesia akan terganggu karena pangsa pasar China dan AS mencapai 20,8%,” tutupnya. (*)
Page: 1 2
Labuan Bajo - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, akan menerbitkan Peraturan OJK (POJK) terbaru… Read More
Jakarta - PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berhasil… Read More
Jakarta – Guna meningkatkan literasi keuangan para pekerja migran Indonesia (PMI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFPI)… Read More
Labuan Bajo - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa, perdagangan saham pada pekan ini… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan data perdagangan saham pada pekan ini 28… Read More
Jakarta – Sebuah apartemen anyar dengan akses langsung dengan Light Rail Transit (LRT) akan segera… Read More