Jakarta – Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan menarik diri dari NATO, fondasi keamanan di Eropa sejak Perang Dunia II, dengan mengatakan bahwa sekutu AS tidak mengeluarkan dana yang cukup untuk pertahanan mereka.
“Jika mereka membayar kewajibannya, dan jika saya pikir mereka memperlakukan kita dengan adil, jawabannya adalah saya akan tetap bersama NATO,” katanya, dalam wawancara perdana di acara “Meet the Press with Kristen Welker” di NBC, Sabtu, 7 Desember 2024.
“Tetapi ada juga kemungkinan bahwa Amerika ‘benar-benar’ akan keluar,“ tambahnya.
Baca juga : Trump Ultimatum BRICS: Gunakan Dolar AS atau Kehilangan Pasar Amerika
Selain itu, Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif perdagangan dan deportasi massal sembari mengumbar gagasan bahwa AS dapat menarik diri dari NATO.
Dia juga menekankan bahwa janji kampanyenya tentang tarif yang sangat besar – termasuk terhadap mitra dagang utama AS yaitu Kanada, Meksiko, dan China – akan diberlakukan.
“Kita mensubsidi Meksiko dan kita mensubsidi Kanada dan kita mensubsidi banyak negara di seluruh dunia,” kata dia.
Sambil bersumpah bahwa tarif yang digunakan dengan benar adalah alat yang sangat ampuh. Trump menambahkan bahwa dia tidak hanya akan menggunakannya untuk kepentingan ekonomi,
“Tetapi juga untuk meraih tujuan-tujuan lain, di luar ekonomi,” tandasnya.
Baca juga : Ini Alasan Trump Ancam Kenakan Tarif 25 Persen Barang Impor dari Meksiko dan Kanada
Sebelumnya, Trump mengatakan akan mengenakan tarif jika Kanada dan Meksiko tidak bisa mengendalikan migran ilegal dan penyebar fentanil (obat penahan sakit).
Menurut data dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, kurang dari 20 kilogram fentanil disita di sepanjang perbatasan Kanada-AS pada tahun anggaran terakhir.
Pada waktu yang sama, hampir 10 ton obat disita di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Kanada adalah mitra dagang terbesar Amerika, dengan barang-barang bernilai rata-rata 2,7 miliar dolar melintasi perbatasan sepanjang hampir 9.000 km, setiap hari pada 2023.
Sementara itu, Kanada adalah sumber minyak asing terbesar bagi AS. Perst mengatakan usulan tarif itu akan meningkatkan biaya dalam segala hal, dan ini perlu dibicarakan secara efektif.
“Jadi, memperjelas bahwa ada kepentingan-kepentingan yang menyatukan kedua negara dan kepentingan itu jauh lebih besar daripada apa pun yang memisahkan kami. Pesan-pesan itu perlu disampaikan dalam berbagai format,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra