Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial terus meningkat, yang didukung oleh sentimen positif terhadap prospek perekonomian domestik dan meredanya risiko global. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2016 mencapai US$9,4 miliar, lebih besar dibandingkan dengan surplus pada triwulan II 2016 sebesar US$7,6 miliar maupun surplus pada triwulan I-2016 sebesar US$4,4 miliar.
Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial tersebut, kata dia, terutama ditopang oleh aliran masuk modal investasi langsung yang meningkat signifikan menjadi US$5,2 miliar, dipengaruhi oleh neto penarikan utang korporasi antar-afiliasi pada triwulan III-2016 setelah pada triwulan sebelumnya mencatat neto pembayaran utang.
Di sisi lain, meski menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, surplus investasi portofolio masih tercatat dalam jumlah yang besar, didukung oleh sentimen positif terkait implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik. Surplus investasi portofolio terutama berasal dari pembelian SBN rupiah dan saham oleh investor asing yang meningkat serta net inflows dari penjualan surat utang asing oleh penduduk.
“Selain itu, defisit investasi lainnya tercatat lebih rendah ditopang oleh neto penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan neto penarikan simpanan penduduk di luar negeri,” ucapnya. (Selanjutnya: Cadangan devisa naik)
