Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero), Tbk mencatatkan laba bersih konsolidasi triwulan II-2020 sebesar Rp12,50 triliun. Angka tersebut terlihat tumbuh 21,45% YoY (year-on-year) bila dibandingkan periode yang sama tahun 2020 senilai Rp10,29 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% YoY menjadi Rp35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27% YoY menjadi Rp15,94 triliun.
“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, pada paparan kinerja triwulan II-2021 Bank Mandiri, 29 Juli 2021.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) per triwulan II-2021, Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menghimpun dan hingga Rp1.169,2 triliun, tumbuh 19,73% YoY jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun komposisi DPK tersebut terdiri dari dana murah sebesar 68,49% atau mencapai Rp800,8 triliun.
Pertumbuhan dana murah terutama di dorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9% YoY di triwulan II-2021 dan upaya Bank Mandiri untuk menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) secara YtD (bank only) menjadi 1,71% turun dari level 2,53% pada akhir tahun lalu.
Darmawan menambahkan, kenaikan DPK dan penyaluran kredit yang positif di paruh pertama tahun 2021 berkontribusi kepada pembentukan aset Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp1.580,5 triliun, meningkat 16,26% secara tahunan.
“Pencapaian kinerja positif Bank Mandiri di kuartal II-2021 menunjukkan bahwa geliat pertumbuhan mulai terjadi. Kami tentunya secara berkala akan memantau kondisi perekonomian, termasuk menggali potensi-potensi bisnis untuk menunjang pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan,” tutupnya. (*)