Bogor – Transaksi non tunai Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) perbankan mengalami lonjakan sejak Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) memberlakukannya pada Agustus 2019.
Hal ini pun, turut dirasakan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga). Pada kuartal I 2023, total nilai transaksi QRIS telah mencapai Rp3 triliun. Di mana, nilai tersebut tumbuh tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Merchant Business Head Consumer Banking CIMB Niaga Tamtomo Awansatrio mengatakan, lonjakan transaksi QRIS sendiri sejalan dengan kebiasaan masyarakat yang sudah beralih ke transaksi non tunai. Ditambah, semakin banyaknya pilihan pembayaran lintas negara.
“Pembayaran QRIS di kami bisa menerima e-wallet antara lain OVO, Gopay, Dana dari QRIS CIMB Niaga. Jika dihitung, terjadi kenaikan kisaran tiga kali lipat di angka Rp3 triliun,” katanya di acara Journalist Class di Gunung Geulis, Bogor, Kamis (25/5/2023).
Berdasarkan pembukuan bank, rata-rata volume transaksi QRIS mencapai 60 ribu transaksi per pekan. Adapun, jumlah merchant mencapai 400 ribu di kuartal I 2023, tumbuh hingga 30% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ia menilai, prospek transaksi QRIS ke depannya cukup menjanjikan. Untuk itu, bank berkode saham BNGA ini telah menyiapkan sejumlah strategi jitu dalam menangkap peluang tersebut.
“Misalnya dengan merekrut banyak mercant UMKM atau korporasi yang besar seperti di mall karena mungkin memiliki mesin EDC dan juga QRIS,” jelasnya.
Strategi lain dengan memperluas penerimaan dan akuisisi seperti OCTO Merchant yang diperuntukan untuk home industry. Masyarakat yang memiliki usaha jika ingin mengikut bazar tak perlu bingung menerima transaksi non tunai.
Dengan demikian, CIMB Niaga menargetkan total nilai transaksi QRIS dapat melonjak hingga 200% pada akhir tahun 2023. Sementara, jumlah merchant ditargetkan tumbuh 30%, dibandingkan pencapaian tahun lalu.(*)