Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) semakin meningkat. Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengungkapkan, hingga Juni 2023 total nilai transaksi LCT mencapai USD3,2 miliar.
Destry menilai, dengan melihat angka tersebut pihaknya yakin nilai transaksi penggunaan mata uang lokal di 2023 akan jauh melampaui tahun 2022 yang sebesar USD4,1 miliar.
Baca juga: ASEAN Perkuat Konektivitas Pembayaran Regional dan Transaksi Mata Uang Lokal
“Trennya terus menunjukkan perbaikan di bulan Juni kemarin itu sudah mencapai USD3,2 miliar dan kalau dibandingkan tahun lalu (2022) itu full year USD4,1 miliar. Jadi kita perkirakan akan jauh nanti melampaui di tahun 2022,” ujar Destry dalam konferensi pers, dikutip Rabu, 26 Juli 2023.
Disamping itu, fasilitas transaksi penggunaan mata uang lokal per Juni 2023 sudah dimanfaatkan oleh 2.104 pengusaha. Angka itu meningkat bila dibandingkan 2022 yang sebanyak 1.741 pengusaha.
“Kami optimis jumlah ini akan terus bertambah. Kenapa? Karena sosialisasi makin baik, makin intens dan juga Korea ini belum mulai,” pungkasnya.
Baca juga: Dedolarisasi dan Perbankan Kita
Adapun kerja sama LCT sudah dilakukan dengan empat negara, yakni China, Jepang, Malaysia, dan Thailand. Kata Destry, berdasarkan negaranya, transaksi LCT didominasi oleh empat negara yakni Malaysia sebesar USD1,2 miliar atau 38% dari total nilai transaksi LCT. Kemudian Jepang sebesar 23%, Thailand 20%, dan sisanya dengan China.
“Ini juga menarik, biasanya dua tahun kemarin kalau nggak China ya Jepang. Tapi dua kali ini yang berdominasi itu adalah Malaysia, di mana Malaysia itu tercatat USD1,2 miliar atau 38%,” kata dia. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra