Menurut data Biro Riset Infobank (birI), dari 111 bank penerbit kartu ATM, Artajasa melayani 87 anggota dengan jumlah ATM 77.000 unit, Rintis melayani 66 anggota dengan jumlah ATM 98.000 unit, dan Alto melayani 16 anggota dengan jumlah ATM 8.000 unit. Total ATM di Indonesia mencapai 102.000 unit.
Di sana terjadi irisan karena ada tujuh bank dilayani tiga switch, 35 bank terkoneksi ke dua switch, dan 58 bank terkoneksi ke satu switch. Makin banyak terkoneksi dengan switching, makin luas akses yang dinikmati nasabah sebuah bank, tapi banknya tentu harus membayar biaya membership dan operasional kepada perusahaan switching.
Pada 2017 lahir prinsipal baru, yaitu Jalin Pembayaran Nasional (JPN) yang akan mengelola jaringan ATM Link milik anggota Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara), dan peluang mempertebal irisan pun besar jika ada bank yang merasa butuh dilayani empat perusahaan switching.
Polemik tentang konsep national payment gateway akhirnya berakhir. Transaksi elektronik berbasis kartu maupun nonkartu akan terus tumbuh pesat. Bagaimana peta industri perbankan dan pembayaran setelah implementasi antar-switching pada 2017? Ingin tahu lengkapnya bisa dibaca di Majalah Infobank Edisi Januari 2017.