Jakarta – Murahan dan tidak berkualitas. Pandangan ini mungkin banyak dimiliki orang saat membicarakan produk-produk kerajinan tangan buatan Indonesia. Padahal, stigma tersebut tidak ada benarnya. Alih-alih murah dan jelek, produk kerajinan tangan karya anak-anak bangsa justru kini semakin berharga, berkualitas jempolan dan mendunia.
Melalui kreativitas dan kerja keras yang dimiliki para pengrajin, kerajinan tangan khas Indonesia kini tak kalah bagusnya dengan produk-produk buatan negara lain. Lihat saja contohnya dari dagangan CV Jedok, salah satu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Bantul, DIY. CV Jedok yang didirikan oleh Esti Wulan Tirta (48) sejak 1996 lalu, merupakan UMKM di bidang pembuatan kerajinan tangan dan dekorasi rumah ramah lingkungan.
Berbagai produk seperti pelapis lantai dan dinding beragam corak, diproduksi CV Jedok dengan memanfaatkan bahan dasar batu dan kayu limbah. Produksinya telah dikapalkan hingga dataran Eropa sejak 2001 silam. Tak hanya Eropa, produk buatan CV Jedok juga sudah merambah Jepang, Korea, dan Afrika Selatan. Meski sudah merambah berbagai negara, CV Jedok tidak berpuas diri. Mereka tetap ingin memperluas pasar produk-produknya, dengan terlibat dalam ajang BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2020 besutan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).
“Melalui pameran ini harapannya Jedok lebih dikenal dan semakin banyak produk anak bangsa yang dipakai oleh masyarakat,” ujar Esti yang sudah menjadi nasabah BRI sejak 2013.
Kerajinan tangan berkualitas lain juga bisa ditemukan dari lapak Tera Craft, UMKM asal Klaten, Jawa Tengah yang berdiri sejak 2004. Tera Craft dimiliki Iko Agus Wibowo (50) dan fokus memproduksi sarung bantal, seprai, atau perlengkapan tidur lain berbahan dasar eceng gondok, rotan, bambu, serta bahan-bahan ramah lingkungan lainnya.
Sama dengan CV Jedok, penjualan produk Tera Craft kini sudah menembus Benua Biru. Tera Craft dibangun penuh keringat dan perjuangan keras Iko serta istrinya, sebelum mulai menuai hasil pada 2011-2013 lalu. Peningkatan pesanan saat itu membuat Iko mengajukan penambahan modal kerja melalui fasilitas KUR ke BRI.
Berkat bantuan pendanaan tersebut, kini Tera Craft telah berkembang dan menghasilkan tak kurang dari Rp100 juta omzet per bulan. “Saya ingin membangkitkan usaha lagi seperti dulu. Saya berterima kasih sudah dibantu BRI ikut program ini. Mudah-mudahan nanti bisa menjembatani, membantu misalnya kalau kita ada order nanti pendanannya di-backup BRI,” ujar Iko menjelaskan alasannya ikut pameran BRI UMKM EXPO[RT] BRILIANPRENEUR 2020.
Produk unik dan indah lain juga dimiliki Wastraloka, UMKM asal Yogyakarta yang didirikan Eni Anjayani sejak 2012. Awalnya, Wastraloka hanyalah usaha sampingan yang didirikan demi menambah penghasilan. Sekarang, Wastraloka telah bertransformasi menjadi UMKM yang membawa pendapatan utama bagi Eni dan keluarga.
Wastraloka memproduksi kerajinan tangan bercorak batik mulai dari teko, cangkir, termos, hingga kaleng kerupuk dan hiasan rumah. Dibangun dengan modal awal Rp5 juta, hasil pinjaman KUR di BRI, kini omzet Wastraloka setiap bulannya mencapai Rp180 juta-Rp200 juta.
Eni berkata, statusnya sebagai nasabah BRI membawa banyak manfaat bagi pengembangan Wastraloka. Salah satunya, melalui perantara BRI, Eni bisa berkenalan dengan pengusaha lain dan terlibat di Rumah Kreatif BUMN.
Wastraloka juga mulai rajin mengikuti pameran-pameran berskala nasional dan internasional dan berbagai program inkubasi sejak 2015 lalu karena dukungan BRI. “Saya menggunakan kurasi atau kompetisi untuk mendorong diri saya sendiri. Itu (program kurasi) membuat kita jadi berkembang,” ujar Eni.
Menurut Direktur Bisnis Kecil, Ritel & Menengah BRI Priyastomo, pelaku UMKM harus memiliki keterampilan dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi, memperluas pasar, hingga berinovasi dalam membuat suatu produk. Dukungan dan pengembangan UMKM harus terus dilakukan karena perkembangan teknologi dan dunia digital semakin cepat, terlebih saat pandemi Covid-19.
“Sebagai bank BUMN dengan jaringan terluas, BRI memastikan kesiapan terus hadir dan berada di garda terdepan untuk membantu mengoptimalkan potensi perkembangan UMKM. Pembiayaan murah, business matching, dan inkubasi bagi UMKM akan terus kami lakukan hingga semakin banyak pelaku usaha kecil yang naik kelas,” tutup Priyastomo dalam keterangan resminya si Jakarta, Jumat (11/12/2020). (*)