Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI meraup laba bersih Rp5,11 triliun pada kuartal III 2024 atau tumbuh 21,60 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,20 triliun.
Perolehan laba BSI ditopang oleh meningkatnya pembiayaan sebesar 15,28 persen menjadi Rp267 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sehat, terlihat dari non performing financing/NPF gross berada di posisi 1,97 persen pada September 2024, turun dari 3,76 persen di September 2023.
“BSI bisa mempertahankan kinerja solid dari sejak merger tahun 2021 sampai triwulan III 2024 ini, tumbuh double digit tidak hanya dari sisi aset, pembiayaan maupun dana pihak ketiga (DPK), tapi di sisi kualitas aset dan pembiayaan kami terjaga baik,” ujar Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, dalam paparan kinerja BSI pada triwulan III 2024, secara virtual, Selasa, 29 Oktober 2024.
Baca juga: Kinerja Impresif BSI Hasil Konsistensi Transformasi
Sementara itu, kinerja pembiayaan BSI ditopang oleh pertumbuhan double digit di seluruh segmen pembiayaan, di antaranya segmen wholesale tumbuh 12,17 persen, segmen ritel tumbuh 17,30 persen, dan segmen konsumer naik 16,27 persen.
Lebih lanjut, Hery mengatakan pada triwulan III 2024, aset BSI tumbuh 15,91 persen menjadi Rp371 triliun. Di sisi likuiditas, DPK BSI tumbuh 14,92 persen menjadi Rp301 triliun persen. Komposisi DPK BSI didominasi oleh produk tabungan yang tumbuh 13,40 persen menjadi Rp131 triliun. Perolehan tabungan ini memperkokoh current account saving account/CASA BSI sebesar Rp186 triliun, naik 61,69 persen.
Sepanjang triwulan III 2024, pendapatan BSI ditopang oleh pendapatan margin dan bagi hasil yang naik 11,98 persen menjadi Rp18,41 triliun, serta pendapatan berbasis fee atau fee based income sebesar Rp3,49 triliun tumbuh 20,14 persen.
Baca juga: Bank Jago Cetak Laba Rp86 Miliar, Tumbuh 71 Persen di Kuartal III-2024
Sementara, di sisi rasio profitabilitas BSI, yakni return of asset (ROA) BSI naik 12 bps menjadi 2,47 persen secara year-to-date (ytd). Sedangkan, return of equity (ROE) juga meningkat 72 bps menjadi 17,59 persen. Kemudian, CoC naik 18 bps atau sebesar 0,97 persen.
Pencadangan BSI untuk pembiayaan bermasalah atau cash coverage juga membaik 69 bps menjadi 195,04 persen. Sedangkan, cost income ratio (CIR) BSI berhasil ditekan 87bps menjadi sebesar 48,99 persen.
“Untuk optimalisasi kinerja dan menjaga konsistensi pertumbuhan double digit hingga akhir tahun 2024 ini, BSI akan fokus meningkatkan pendapatan dengan menumbuhkan segmen-segmen yang resilience, seperti segmen konsumer, segmen ritel termasuk UMKM serta menjaga cost. Jadi, di satu sisi kami kejar pertumbuhan kinerja di segmen-segmen resilience, di sisi lain kami juga menjaga efisiensi terhadap cost biaya dana dan overhead di bank,” pungkas Hery. (*) Ayu Utami
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More
Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More