Jakarta – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada hari ini (13/10) akan mengumumkan hasil penandatanganan conditional merger agreement (CMA) tiga bank syariah BUMN yakni PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS) dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Dari data yang diterima Infobanknews, Direktur Utama Mandiri Syariah Tony Eko Boy Subari didapuk sebagai Ketua Merger Bank Syariah BUMN. Dimana dalam data tersebut juga tercantum jajaran struktur manajemen integrasi yang terdiri dari 3 Bank Syariah BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan optimismenya terhadap ekonomi syariah nasional yang mampu menjadi pusat ekonomi dunia. Oleh karena itu penguatan bank syariah nasional harus terus didukung ke depannya melalui proses merger.
“Sudah sepantasnya kita memiliki bank syariah yang kuat Indonesia harus bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia,” kata Erick dalam video conference yang diterima Infobanknews, di Jakarta, Selasa 13 Oktober 2020.
Nantinya tim yang sudah dibentuk akan memulai perencanaan integrasi. Dimana beberapa strategi sudah direncanakan terlebih dahulu yang diperlukan untuk pengerjaan RBB 2021 yang akan diserahkan pada bulan November. Tak hanya itu, kantor tim integrasi akan berada di Wisma Mandiri 1, lantai 4.
Dalam tabel data susunan tim pengurus integrasi merger tercatat, tim terbagi atas 8 bagian diantaranya Branding & Comm, dimana Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo didapuk menjadi ketua tim yang beranggotakan Ivan Ally (BSM), Bambang Sutrisno (BNIS), Pramita Andini (BRIS).
Lalu tim kedua yakni Accounting &Finance dimana Direktur BSM Ade Cahyo Nugroho menjadi ketua tim dengan Sutrisno Mukayan (BRIS) sebagai wakil yang beranggotakan Piyo Hartono (BSM), Misbahul Moenir (BNIS), Catur M. Wibowo (BRIS).
Tim ketiga yakni produk dimana Direktur BRIS Fidry Armaldy sebagai ketua dengan anggota Praka M (BSM), Rizka Hermieati (BNIS) Wisnu Cahyo (BRIS).
Selanjutnya tim keempat yakni distribution dimana Direktur Utama BRIsyariah Ngatari menjadi ketua tim dengan wakilnua Iwan Abdi (BNIS). Yang beranggotakan Sylvia Aziz (BSM), Adjar Djatnika (BNIS), Satya Rahadian (BRIS).
Tim kelima yakni Tecnology dan oprasional dimana Achmad Syafii (BSM) menjadi ketua dengan wakilnya Fahmi Subandi (BRIS), yang beranggotakan Bayu Iskandar (BSM), Mirza Manthovani (BNIS), Dwinanda Nugroho (BRIS).
Lalu tim keenam yakni HR and Culture dimana Anton Sukarna (BSM) menjadi ketua dengan wakilnya yakni Andrianto Daru (BNIS) yang beranggotakan Rosma Handayani (BSM), Andrianto Daru (BNIS), Tri Budi Tjahyoni (BRIS).
Tim ketuju yakni Risk and credit dimana Kokok Alun Akbar (direktur BRIS) menjadi ketua didampingi wakilnya Babas Bastaman (Direktur BNIS) derta Tiwul Widyastuti (BSM). Dengan beranggotakan Asnah Faekhah (BSM), Daryanto Tri (BNIS), Ferrt Ardiyansyah (BRIS).
Dan tim terakhir ialah Treasury dengan ketua Wahyu Avianto (Direktur BNIS) didampingi wakil ketua Ahmad Safrizal (BSM). Dimana anggotanya Aldi Rahardika (BSM), Sunarto (BNIS), dan Budi Kurniawan (BRIS).
Setelah ketiga bank syariah milik bumn tersebut melakukan merger, maka total aset perbankan syariah milik himpunan bank-bank milik negara (Himbara) akan menjadi Rp214,6 triliun. Dari ketiga BUS Himbara, berdasarkan data Juni 2020 aset terbesar dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri Rp114,4 triliun, kemudian disusul oleh BNI Syariah Rp50,7 triliun, dan BRI Syariah Rp49,5 triliun. (*)
Editor: Rezkiana Np