Categories: Tips & Trick

Tips Main Saham Disaat Kondisi Pasar Lesu

Jakarta–Produk investasi di pasar modal saat ini banyak macamnya, sebut saja reksa dana, obligasi dan juga saham. Dari produk-produk tersebut, saham menjadi salah satu produk yang mempunyai risiko sangat besar. Namun risiko tersebut sebanding dengan return atau imbal hasil yang bisa didapatkan oleh investor. Atau dengan kata lain high risk high return.

Untuk bermain saham sendiri investor diharapkan punya profil yang jelas. Dalam artian selain punya modal, harus punya pengetahuan yang kuat dalam membaca kondisi market. Karena seperti diketahui, pasar saham bergerak sangat fluktuatif dan tidak dapat ditebak secara pasti akan naik atau turun.

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada sendiri memberi sedikit tips buat investor dalam bermain saham.

Menurutnya, jika dalam kondisi pasar saham sedang dalam tren menurun atau tidak jelas posisi bottom-nya, investor diimbau jangan terlalu agresif.

Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko potential lost yang sangat dalam, ketika investor masuk membeli saham tertentu.

Investor disarankannya bisa melakukan pembelian saham secara sedikit demi sedikit dengan cara mencicil. Artinya jangan terlalu besar dalam membeli jumlah saham dalam satu portofolio.

“Untuk saat-saat ini, batasi agresif dalam main saham. Cicil beli bertahap bisa dilakukan sambil mencermati kondisi pasar,” kata Reza lewat pesan singkatnya.

Seperti diketahui, kondisi ketidakpastian pasar modal dalam negeri belakangan ini, membuat banyak investor enggan berinvestasi untuk jangka panjang dan lebih memilih mentraksaksikan sahamnya dalam jangka pendek.

Hal tersebut diakui salah satu investor di pasar modal Alex Marco. Lelaki yang bermain saham sejak tahun 1996 itu mengatakan, bermain saham jangka pendek itu artinya ketika saham sudah untung sedikit maka langsung dijual, dibandingkan menahan saham yang belum tentu kapan akan naik kembali.

“Untung dikit dilepas, pasarnya juga kan enggak jelas sekarang. Jadi bisa beli pagi, sore sudah untung langsung dijual,” tutur Alex‎ beberapa waktu lalu.

Menurut Alex, nilai transaksi sahamnya pada saat ini juga diturunkan guna menghindari kerugian. Sebelumnya, ia membeli saham bisa mencapai Rp500 juta per hari dan sekarang hanya pada kisaran Rp50 juta sampai Rp100 juta.

“Pemilihan sahamnya juga jangan yang kurang bagus, saham-saham unggulan aja yang dibeli karena melihat perusahaannya yang kuat,” tuturnya. (*) Dwitya Putra

Paulus Yoga

Recent Posts

Sempat Terhenti, Family Office Siap Dibentuk pada Februari 2025

Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyebutkan rencana pembentukan family office yang… Read More

8 mins ago

Investor Cuan! BRI Cairkan Dividen Interim Rp20,33 Triliun Hari Ini

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) melakukan pembayaran dividen interim sebesar Rp135 per lembar… Read More

59 mins ago

Suku Bunga BI Dinilai Perlu Dipertahankan Imbas Rupiah Masih Tertekan

Jakarta -  Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menilai… Read More

1 hour ago

Eks Menlu Retno Marsudi “Laris Manis”, Kini Diangkat jadi Komisaris Vale

Jakarta – PT Vale Indonesia Tbk (Vale) resmi mengangkat mantan menteri luar negeri (Menlu) era… Read More

2 hours ago

193 Saham Hijau, IHSG Dibuka Rebound ke Level 7.000

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (15/1) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

2 hours ago

Rupiah Diproyeksi Menguat ke Rp16.200 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

Jakarta – Rupiah diperkirakan menguat setelah dolar Amerika Serikat (AS) terkoreksi setelah data inflasi produsen yang lebih… Read More

3 hours ago