Jakarta – Rasa bosan melakukan protokol kesehatan dan diam di rumah atau pandemic burnout (kelelahan karena pandemi) bisa jadi berasal dari emosi dan pemikiran negatif yang terakumulasi selama pandemi. Hal tersebut diungkapkan oleh Natalia Widiasih Raharjanti, Kepala Divisi Psikiatri Forensik.
Untuk menghindari pandemic burnout, Natalia membagikan beberapa tips yang dapat diaplikasikan untuk menghindari emosi dan pemikiran negatif yang timbul dari rasa lelah.
Pertama, Natalia menyarankan agar setiap individu dapat menyadari bahwa dirinya sedang lelah secara mental dalam menghadapi pandemi. Ia mengungkapkan agar setiap orang berefleksi dan mencari kelelahan pada dirinya sendiri.
“Kita kenali dulu apakah kita sedang kelelahan. Apakah secara lelah emosional? Apakah kognitif yang ngaco? Apakah sikap kita yang mulai apatis pada prokes?,” ujar Natalia pada diskusi virtual yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, 11 Januari 2021.
Kedua, Natalia menyarankan untuk beristirahat apabila memang lelah. Dengan beristirahat dan relaksasi, rasa lelah akan hilang dan individu tersebut dapat berpikir secara jernih.
Lalu, saran ketiga adalah mencari dan mengatasi sumber kecemasannya. Dengan menghilangkan sumber kecemasan, setiap individu dapat berpikir positif dan menghindari kelelahan.
“Setelah beristirahat, baru kita mencari sumber kecemasan kita. Apakah ketakutan berasal dari diri sendiri, atau dari faktor sekitar? Kalau sudah ketemu sumbernya, baru kita bisa stop,” jelasnya.
Terakhir, Natalia menyarankan agar setiap individu selalu aktif dalam mengamati keadaan sekitarnya. Dengan demikian, individu tersebut dapat mencegah emosi dan pemikiran negatif pada orang terdekat, sehingga pandemic burnout tak timbul pada orang disekitarnya.(*) Evan Yulian Philaret