Selain melindungi gerakan tangan saat memencet angka-angka pada mesin EDC, nasabah juga terlebih dahulu memperhatikan lingkungan sekitar untuk memastikan tidak ada CCTV (Closed Cicuit Television).
Anung menjelaskan,, pelaku kejahatan perbankan saat ini banyak yang melakukan kerja sama dengan kasir ritel untuk mendapatkan data nasabah hasil rekaman data pada mesin EDC. “Kasir ada dibayar Rp200 ribu untuk satu data nasabah,”ungkap dia.
Baca juga: Fraud Perbankan Paling Banyak Terjadi di BPR
Untuk diketahui, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (Bareskrim Polri) minggu kedua Maret mengungkap kasus dugaan pembobolan tujuh bank senilai Rp836 miliar. Rinciannya, senilai Rp398 miliar di bank milik negara dan Rp438 miliar di bank swasta.
Sementara tujuh bank tersebut, tiga di antaranya bank badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Tiga lainnya merupakan bank swasta, yakni PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank Commonwealth, dan PT Bank QNB Kesawan Tbk. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More