Selain melindungi gerakan tangan saat memencet angka-angka pada mesin EDC, nasabah juga terlebih dahulu memperhatikan lingkungan sekitar untuk memastikan tidak ada CCTV (Closed Cicuit Television).
Anung menjelaskan,, pelaku kejahatan perbankan saat ini banyak yang melakukan kerja sama dengan kasir ritel untuk mendapatkan data nasabah hasil rekaman data pada mesin EDC. “Kasir ada dibayar Rp200 ribu untuk satu data nasabah,”ungkap dia.
Baca juga: Fraud Perbankan Paling Banyak Terjadi di BPR
Untuk diketahui, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (Bareskrim Polri) minggu kedua Maret mengungkap kasus dugaan pembobolan tujuh bank senilai Rp836 miliar. Rinciannya, senilai Rp398 miliar di bank milik negara dan Rp438 miliar di bank swasta.
Sementara tujuh bank tersebut, tiga di antaranya bank badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Tiga lainnya merupakan bank swasta, yakni PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank Commonwealth, dan PT Bank QNB Kesawan Tbk. (*)
Editor: Paulus Yoga