Jakarta–Instrumen investasi di pasar modal banyak macamnya, mulai dari yang memiliki memiliki return atau Imbal hasil rendah hingga besar pun ada, semua sebanding dengan risikonya.
Baik itu reksa dana, obligasi, dan saham, semua memilki risiko sebanding dengan imbal hasilnya.
Namun berapakah persentase yang tepat dari pendapatan perbulan untuk investasi di pasar modal, baik itu di saham ataupun melalui reksa dana?
Indonesia Wealth Motivator Jimmy Dimas Wahyu mengatakan, dalam berinvestasi di pasar modal prinsipnya yaitu menggunakan uang yang tersisa setelah terpenuhi semua kewajibannya.
Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi risiko yang terjadi muncul dikemudian hari. Artinya jika investor dalam keadaan rugi, dana keperluan lain-lain tidak terganggu.
“Jadi investasi di pasar modal itu harus pakai uang yang ngangur, jangan pakai uang dapur,” kata Jimmy dalam acara Pesta Reksa Dana 2016, Jakarta, Kamis, 28 Januari 2016.
Menurut Jimmy, jika masyarakat ingin berinvestasi maka nilai yang ideal yaitu perlu menyisihkan pendapatan perbulannya maksimal 20% untuk dialihkan ke reksa dana, saham atau produk inveatasi lainnya.
”Maksimal itu 20% dari gaji, tapi jika dirasa tujuan inveatasi dan kebutuhan (waktunya kurang), maka perlu di tambah lagi porsinya,” tutur Jimmy. (*) Dwitya Putra
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan akan melanjutkan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) 100 persen untuk sektor… Read More
Ketua Panitia Hari Asuransi 2024, Ronny Iskandar, menyampaikan “Tema dan tagline inidiangkat untuk menekankan pentingnya… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut stabilitas sektor jasa keuangan nasional saat ini masih… Read More
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate… Read More
Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan nilai tukar rupiah pada kuartal III… Read More