Jakarta — Sebagai salah satu perusahaan yang menawarkan jasa keuangan selama hampir 26 tahun di Indonesia, PT Bussan Auto Finance (BAF) berupaya fokus pada proses digitalisasi yang dilakukan secara menyeluruh, baik di lini eksternal maupun internal.
Konsistensi BAF dalam mengedepankan kualitas layanan kepada konsumen diimplementasikan pada penerapan digitalisasi eksternal. Di sisi lain, digitalisasi internal juga diperlukan guna mengoptimalkan proses bisnis perusahaan.
Lynn Ramli, Presiden Direktur BAF mengungkapkan bahwa akselerasi digital internal BAF menjadi salah satu inisiasi yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas BAFers (kata sapa untuk karyawan BAF) agar dapat bekerja secara optimal.
“Dengan akselerasi digitalisasi, BAF menggunakan pemanfaatan teknologi yang sesuai dan tepat sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif, efisien, dan tentunya mampu meningkatkan kolaborasi dan engagement antar karyawan,” ungkap Lynn dikutip 13 Februari 2023.
Akses informasi yang diperlukan karyawan dapat dengan mudah dan cepat diperoleh dengan adanya digitalisasi. Sebagai contoh, untuk memfasilitasi karyawannya yang ingin mengakses informasi terkait HR di Kantor Pusat, BAF menyediakan layanan HRM Contact Center 24 Jam melalui HR Chatbot Digital Employee Assistant (DEA).
Selain itu, ada pula kemudahan untuk menghubungi HRM Teams Contact Center yang beroperasi pada hari kerja, yakni Senin – Jumat, di mana karyawan juga dapat terhubung melalui voice over internet protocol (VOIP) contact center atau melalui sambungan telepon pribadi.
Digitalisasi juga memungkinkan fleksibilitas karyawan untuk bekerja dari mana saja. Dengan fleksibilitas ini, diharapkan karyawan bisa lebih produktif karena dapat bekerja sesuai dengan ritme yang paling efektif bagi mereka.
Dalam hal pengembangan skill karyawan, BAF juga telah meluncurkan BAF Learning Center (learning management system) mobile application, yakni sebuah aplikasi pembelajaran berbasis mobile yang tersedia di platform Android dan iOS.
Aplikasi ini berisi materi e-learning serta micro learning yang mencakup materi-materi soft skill dan technical skill yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun.
BAF Learning Center merupakan terobosan baru dari BAF yang disajikan dalam bentuk yang lebih atraktif, interaktif, dan dinamis, seperti video animasi, maupun podcast dalam BAF Podcast Series.
BAF juga menerapkan blended learning yang memadukan antara pembelajaran online dan offline (pembelajaran di dalam kelas). Hal ini melingkupi webinar, e-learning, serta virtual class guna meningkatkan kultur pembelajaran untuk karyawan BAF dan mendukung kebijakan sistem hybrid working (WFO dan WFH) yang saat ini tengah diterapkan oleh BAF.
Untuk meningkatkan efisiensi dan kolaborasi antartim. BAF terus menggenjot penggunaan software maupun aplikasi yang memudahkan komunikasi antarkaryawan. Misalnya, penggunaan Microsoft Teams yang memungkinkan karyawan untuk menelepon, chatting, maupun meeting secara daring yang dapat dilakukan tanpa bertatap muka.
BAF juga telah melakukan sistematisasi di segala fungsi dan lini bisnis seperti penggunaan aplikasi MyHRIS, STARS, Talenta, CONFINS, dan BAF Pro.
Dalam mendukung akselerasi digital yang dilakukan di internal, BAF juga memperkuat human capital melalui penyelenggaraan graduate program dengan spesialisasi teknologi untuk membangun digital talents.
Selain itu, BAF juga berupaya meningkatkan employee engagement-nya dengan menggunakan platform digital berkonsep gamifikasi. Konsep ini sukses diterapkan dalam serangkaian program BAF Fit for Growth yang telah dijalankan selama delapan bulan dari Februari hingga September 2022 dalam rangka HUT BAF ke-25 tahun.
Program Fit for Growth yang mengusung tagline “Tumbuh dan Sehat Bersama untuk Kehidupan yang Lebih Baik” sukses dijalankan BAF dengan menjangkau karyawan BAF di seluruh Indonesia dan berhasil menorehkan partisipasi aktif dan masif dari karyawan di Kantor Pusat maupun Kantor Jaringan BAF mencapai rata-rata lebih dari 6.000 interaksi karyawan per bulannya.
“Ke depannya, kami akan terus berinovasi dalam melakukan terobosan digitalisasi yang tepat, guna mendukung kolaborasi dan sinergi antar BAFers dalam meningkatkan performa dan kualitas pengembangan diri,” tutup Lynn. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra