Jakarta – Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan swasta. Pemerintah juga mendorong sektor publik, termasuk badan usaha milik negara (BUMN) mengadopsi AI.
Menurut Semuel Abijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, adopsi AI memungkinkan alur birokrasi, waktu, dan biayanya menjadi lebih efisien. Ini akan berdampak pada peningkatan kinerja pemerintah dan kepuasan publik.
“Adopsi AI membuat organisasi menjadi lebih gesit, responsif, dan kompetitif,” sambung Tedi Bharata, Deputi Bidang SDM, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN, dalam seminar bertema “The Future of Artificial Intelligence in Public Sector” yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology (MLPT) di Jakarta beberapa waktu lalu.
Salah satu teknologi AI yang dapat mendorong peningkatan pelayanan sektor publik adalah Generative AI (GenAI). GenAI mampu menghasilkan data seperti teks, gambar, video, dan musik baru sesuai preferensi yang dibutuhkan dan berdasarkan data yang diterimanya.
Baca juga: Dua Teknologi Ini Jadi Kunci Sukses Digitalisasi Layanan Bank Sumsel Babel
Yugi Edison, Director Account Management Telco and Public Sector Multipolar Technology, mengatakan, salah satu solusi GenAI yang layak dipertimbangkan adalah IBM watsonx. Solusi ini dianggap mumpuni untuk menghasilkan data baru yang tepat.
IBM watsonx mampu menjawab segala pertanyaan yang dikirimkan pelanggan melalui chatbot, tapi terbatas pada organisasi publik itu bergerak. Jawaban yang dikirimkan bukan hanya detail, melainkan juga bersifat hiper-personal, sehingga informasi yang diberikan kepada masing-masing pelanggan cenderung berbeda.
Ia mencontohkan, sebuah chatbot GenAI IBM watsonx jika disematkan dalam laman dinas kependudukan satu pemerintah daerah (pemda), bisa menjawab dengan cepat pertanyaan seputar tata cara pembuatan kartu tanda penduduk atau jam layanan yang ditanyakan, tetapi akan menolak menjawab pertanyaan perihal olahraga.
“Karena chatbot GenAI IBM watsonx mengandalkan data yang tersedia untuk menghasilkan data baru, maka platform manajemen data organisasi publik tersebut mesti tangguh, dan yang paling penting tidak mudah disusupi data palsu yang mungkin dikirimkan oleh penjahat siber,” paparnya.
Sebagai perusahaan yang fokus membantu automasi beragam sektor, MLPT juga mengembangkan solusi serupa, yakni VisionAnalytics-GPT. VisionAnalytics-GPT merupakan solusi chatbot GenAI yang dibangun di atas platform IBM watsonx.
VisionAnalytics-GPT melayani pertanyaan pelanggan dengan mengombinasikan Natural Language Processing (NLP), Machine Learning (ML), dan Large Language Model (LLM) sehingga terasa natural layaknya percakapan antar-manusia, pintar, dan menggunakan bahasa yang disesuaikan seperti bahasa Indonesia.
Dua solusi GenAI, baik VisionAnalytics-GPT maupun IBM watsonx, bisa diterapkan di berbagai saluran dan diintegrasikan dengan layanan yang sudah ada.
Baca juga: Teror Siber: Mengapa Institusi Pemerintahan Menjadi Target Utama di Era Digital?
Sebagai informasi, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan perekonomian ke-empat terbesar di dunia pada 2045. Indonesia akan menjadi pusat pertumbuhan bagi kawasan Asia Tenggara. Salah satu pendorong pertumbuhan itu adalah teknologi AI.
Menurut firma konsultasi manajemen Kearney asal Amerika Serikat, adopsi AI berpotensi menyumbang hampir USD1 triliun produk domestik bruto (PDB) Asia Tenggara pada 2030. Indonesia akan berkontribusi USD366 miliar terhadap jumlah tersebut. Itu menunjukkan betapa berpengaruhnya AI terhadap perekonomian. (*) Ari Astriawan