Jakarta — Ditengah agresi Israel di Gaza, serangan milisi Houthi ke kapal-kapal pelayaran di Laut Merah, kini muncul konflik panas di Timur Tengah, yakni ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan milisi Iran.
Konflik teranyar tersebut muncul lantaran terjadi serangan ke pangkalan militer AS, Tower 22 di Yordania menewaskan tiga tentara Negeri Paman Sam.
Presiden AS Joe Biden pada Minggu (28/1) langsung merespon serangan pesawat tak berawak tersebut di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah.
Biden pun menyalahkan milisi yang didukung Iran atas kematian pertama di AS setelah berbulan-bulan serangan kelompok tersebut terhadap pasukan Amerika di Timur Tengah sejak dimulainya perang Israel-Hamas.
“Kami mengalami hari yang berat di Timur Tengah. Kami kehilangan tiga jiwa pemberani dalam serangan di salah satu pangkalan kami. Dan kami akan meresponnya,” katanya, dinukil apnews, Kamis, 1 Februari 2024.
Baca juga: Israel Tegaskan Bakal Akhiri Perang Gaza, Asalkan…
Di lain sisi, dengan meningkatnya risiko eskalasi militer di wilayah tersebut, para pejabat AS berupaya untuk secara meyakinkan mengidentifikasi kelompok yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun mereka menilai bahwa salah satu dari beberapa kelompok yang didukung Iran berada di balik serangan tersebut.
Bahkan, Biden dalam pernyataan tertulis menegaskan, Amerika Serikat meminta pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam seranga tersebut.
“Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela Amerika Serikat, pasukan kami, dan kepentingan kami,” jelas Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin
Serangan Milisi Iran
Sebelumnya, Komando Pusat AS mengatakan sedikitnya 34 tentara terluka akibat serangan satu arah drone tersebut dan delapan di antaranya diterbangkan keluar Yordania untuk perawatan lanjutan.
Pesawat tak berawak berukuran besar itu menghantam pangkalan dukungan logistik di Yordania yang dikenal sebagai Tower 22. Pangkalan tersebut berada di sepanjang perbatasan Suriah dan sebagian besar digunakan oleh pasukan yang terlibat dalam misi pemberian nasihat dan bantuan bagi pasukan Yordania.
Komando Pusat mengatakan sekitar 350 personel Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS dikerahkan ke pangkalan itu. Menurut keterangan pejabat AS, sebanyak tiga orang yang tewas dan sebagian besar yang terluka adalah tentara Angkatan Darat.
Baca juga: Dampaknya Makin Ngeri, PBB Tuntut Perang di Gaza Berakhir
Dalam sebuah pernyataan di kantor berita Petra yang dikelola pemerintah Yordania, negara tersebut mengutuk serangan teroris yang menargetkan pasukan AS.
Laporan tersebut menggambarkan serangan pesawat tak berawak tersebut menargetkan sebuah pos terdepan di perbatasan dengan Suriah dan mengatakan bahwa serangan tersebut tidak melukai satupun tentara Yordania.
“Yordania akan terus melawan terorisme dan penyelundupan obat-obatan terlarang serta senjata melintasi perbatasan Suriah ke Yordania, dan akan menghadapi dengan tegas dan tegas siapa pun yang mencoba menyerang keamanan kerajaan,” kata Juru Bicara Pemerintah Muhannad Mubaidin.
Sebagaimana diketahui, pasukan Amerika telah lama menggunakan Yordania, sebuah kerajaan yang berbatasan dengan Irak, Israel, wilayah Palestina di Tepi Barat, Arab Saudi dan Suriah, sebagai basis mereka. Sekitar 3.000 tentara Amerika biasanya ditempatkan di seberang Yordania.
Sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober, milisi yang didukung Iran telah menyerang instalasi militer Amerika di Irak lebih dari 60 kali dan di Suriah lebih dari 90 kali, dengan kombinasi drone, roket, mortir, dan rudal balistik.
Adapun serangan hari Minggu lalu tersebut adalah yang pertama yang menargetkan pasukan Amerika di Yordania selama perang Israel-Hamas dan yang pertama yang mengakibatkan hilangnya nyawa warga Amerika. Puluhan personel AS terluka, termasuk beberapa yang mengalami cedera otak traumatis, dalam serangan tersebut.
Milisi Iran mengatakan bahwa serangan mereka adalah pembalasan atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perang di Gaza dan bertujuan untuk mendorong pasukan AS keluar dari wilayah tersebut.
Baca juga: Buntut Keputusan ICJ, Maskapai Israel Hentikan Penerbangan ke Afrika Selatan
Iran Tampik Tuduhan
Menurut kantor berita resmi IRNA, Kementerian Luar Negeri Iran menampik tuduhan AS bahwa Teheran berada di balik serangan pesawat tak berawak tersebut.
Pernyataan tersebut mengutip juru bicara kementerian Nasser Kanaani yang mengatakan bahwa Republik Islam Iran tidak memiliki peran dalam keputusan kelompok perlawanan mengenai bagaimana mereka mendukung bangsa Palestina atau membela rakyatnya.”
Iran, kata Kanaani justru tengah mengamati dengan cermat perkembangan di kawasan tersebut dan menekankan bahwa tanggung jawab atas konsekuensi tuduhan provokatif terhadap Iran ada pada mereka yang melontarkan tuduhan tidak berdasar tersebut. (*)
Editor: Galih Pratama