Jakarta – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengatakan tiket konser musik hingga deterjen bakal masuk dalam prakajian barang yang kena cukai.
Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Iyan Rubiyanto menyebut beberapa tahun lalu pihaknya hampir mengenakan cukai pada CD bajakan. Hal ini akibat dari penyanyi atau artis yang mengkomplain soal banyaknya peredaran CD bajakan.
“Beberapa tahun yang lalu kita pernah hampir memungut cukai CD bajakan. Niatnya bagus, dulu informasi artis hanya 10 persen saja yang resmi, 90 persennya di Glodok di pinggir jalan,” kata Iyan dalam Kuliah Umum Menggali Potensi Cukai di STAN, dikutip, Rabu, 24 Juli 2024.
Baca juga: Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Turun 7,8 Persen, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya
Pihaknya pun bercerita soal dahulu ketika dirinya menyampaikan ke teman-teman artis soal pengenaan cukai CD sebesar 0 persen. Pasalnya, bila diberlakukan cukai akan mempermudah para artis dalam mengetahui jumlah CD yang terjual secara resmi,
“Kita ingat dulu kita sampaikan ke teman-teman (artis) kita pakai tarifnya 0 persen dulu yang penting kena cukai,” ungkapnya.
Selain itu, Bea Cukai juga berencana akan memasukkan hiburan kesenian dan tiket konser dalam prakajian barang kena cukai. Menurutnya, banyak masyarakat Indonesia yang masuk dalam kategori kaya.
Dia mencontohkan, pada tiket konser Coldplay World Tour yang ludes terjual di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara lainnya. Dimana harga tiket konser Coldplay di Indonesia yang dijual oleh promotor bervariasi, mulai dari Rp800 ribu hingga Rp11 juta per tiket.
“Kayak kemarin soldout, sampai ada konser lagi di Singapura, kemudian konser lagi (di negara lain). Itu dibeli dan masyarakat Indonesia saya kira kaya-kaya,” ujarnya.
Baca juga: Soal Kenaikan Tarif Cukai Rokok, DPR Wanti-wanti Hal Ini
Selain itu, Bea Cukai juga memasukkan rumah mewah, fast food atau makanan cepat saji, tisu, MSG, batu bara dan deterjen dalam prakajian barang kena cukai.
“Tiap hari kita menggunakan deterjen. Pernah terpikir enggak (detergen) dialirkan ke mana? Dibuang ke mana? Ikan di solokan, cere dulu banyak banget sekarang udah enggak ada lagi karena deterjen. Kesadaran ini nggak mudah. Saya kira ini dorongan ini perlu disampaikan teman-teman supaya jadi inspirasi,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama