Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) optimistis bakal menjadi top tiga bank syariah global dari sisi kapitalisasi pasar dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam peluncuran Indonesia Islamic Center (IIFC) di Jakarta, kemarin.
“Kita Maret tahun ini secara market cap sudah masuk ke-10 besar bank syariah dunia. Target kita paling tidak dalam 2-3 tahun ke depan nomor 5 besar. Kalau bisa 3 besar, itu target untuk global,” kata Hery.
Target tersebut diyakini bakal tercapai. Mengingat, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal, terutama yang terkait dengan food and baverage, fashion, farmasi dan lainnya. Menurut Hery, saat ini industri value chain halal di Indonesia mencapai sekitar Rp5.000 triliun.
“Sudah saatnya Indonesia menjadi tuan rumah industri halal. Kita punya kapasitas untuk melakukan ekspor ke negara-negara yang membutuhkan produk maupun jasa industri syariah. Seperti middle east, Brunei Darussalam dan sebagainya,” jelas Hery.
Baca juga: BSI Resmikan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center
Untuk mengakselerasi misi tersebut, dibutuhkan pengembangan global hub dan islamic ecosystem yang berkelanjutan. Hery berharap, kehadiran Indonesia Islamic Financial Center (IIFC) bisa menjadi pusat keuangan dan bisnis syariah masa depan.
“Kami siap mengembangkan dan mengakselerasi global hub dan Islamic Ecosystem yang berkelanjutan di Tanah Air. Ini menjadi amanat dan harapan besar dari Bapak Presiden, membawa Indonesia menjadi pusat halal dunia,” ujarnya.
BSI hadir di kawasan IIFC melalui Menara BSI yang saat ini dalam proses konstruksi dan diharapkan selesai pada 2025. Nantinya, Menara BSI akan menjadi pusat bisnis dan literasi halal ekosistem yang mendorong terciptanya kolaborasi dalam pengembangan sektor haji dan umrah, ZISWAF, pendidikan dan kesehatan, mode dan perniagaan, serta lainnya.
Tak hanya pengembangan dalam negeri, BSI kini sudah go global dengan kehadiran cabang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dan tengah menunggu licence dari pihak otoritas untuk kantor cabang di Arab Saudi. Ini sebagai upaya menyakinkan kehadiran BSI dari Indonesia di kancah internasional.
“Ini adalah bagian dari upaya untuk mendorong kehadiran BSI di dunia internasional. Upaya ini akan terus berkembang,” ujar Hery.
Kinerja BSI
Sebagai bank syariah terbesar, BSI terus menorehkan kinerja optimal dan melebihi ekspektasi target. Terbukti dengan pertumbuhan nasabah yang mencapai 2,5 juta per tahun dalam tiga tahun terakhir serta kinerja finansial yang solid dengan indikator pertumbuhan dari sisi aset, dana pihak ketiga serta pembiayaan per Juni 2024 rata-rata di atas 15 persen.
BSI mampu menembus Top 10 Sharia Global Bank dari sisi kapitalisasi pasar pada Maret 2024, lebih cepat dari target yang dicanangkan 2025.
Baca juga: Konsisten Perkuat Layanan, Nasabah Prioritas BSI Lampaui 60 Ribu di 2024
Sementara sepanjang triwulan II 2024, BSI meraup laba bersih Rp3,39 triliun pada triwulan II 2024 atau tumbuh 20,28 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,82 triliun.
Dari sisi aset BSI juga tumbuh 15,10 persen menjadi Rp361 triliun. Sedangkan sisi likuiditas, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,50 persen menjadi Rp297 triliun.
Adapun pembiayaan BSI juga mengalami kenaikan 15,99 persen menjadi Rp257 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sehat. Ini tecermin dari non performing financing/NPF gross berada di posisi 1,99 persen pada Juni 2024, turun dari 2,31 persen di Juni 2023.
Sementara, di sisi rasio profitabilitas BSI, yakni return of asset (ROA) BSI naik 14bps dari 2,35 persen per Juni 2023 menjadi 2,48 persen per Juni 2024. Return of equity (ROE) juga meningkat 100bps dari 16,83 persen per Juni 2023 menjadi 17,86 persen per Juni 2024. (*)