Oleh Fathan Subchi, Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI
KONDISI dan kinerja perbankan dipengaruhi oleh tiga pihak. Pertama, pengelola atau bankir-bankir yang memimpin. Pengelolaan oleh bankir-bankir profesional menentukan kinerja bank, apakah mereka bisa kompetitif dan adaptif terhadap dinamika persaingan. Dua, pemilik. Komitmen pemilik sangat mempengarungi kinerja bank, apakah mereka committed untuk memberikan permodalan sesuai kebutuhan banknya untuk melewati masa sulit maupun menjaga pertumbuhan. Pemilik juga menentukan dalam mendukung praktek pengelolaan bank yang clean dan governance. Tiga, pengawas. Pengawasan yang independen, tegas dan profesional oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator di sektor jasa keuangan. Fungsi OJK sangat penting agar apa yang seharusnya dilakukan oleh pemilik maupun pengelola bank bisa dijalankan sebagaimana rambu-rambu peraturan yang ada dan jangan sampai ada ruang kompromi dalam menyelesaikan masalah.
Apabila itu semua berjalan sebagaimana mestinya, maka pihak keempat yaitu nasabah akan memberi dukungan melalui kepercayaan mereka untuk menempatkan dananya maupun menggunakan jasa-jasa transaksi keuangan lain. Dukungan dan kepercayaan nasabah ini menjadi kunci utama kesuksesan bank untuk berkompetisi dan mencetak kinerja yang baik. Dan kita bisa mengambil contoh sejumlah bank yang harus menghadapi kesulitan karena adanya pihak yang kurangnya memberi dukungan. Makanya, ketika sebuah bank menghadapi kesulitan maka pihak-pihak yang seharusnya memberikan dukungan yang bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Bank Bukopin bisa menjadi salah satu contoh menarik. Ketika Bank Bukopin mengalami kesulitan keuangan pada pertengahan tahun 2020, maka pemegang saham menjadi penentu, terutama yang mayoritas atau pengendali. Karena masalahnya di permodalan dan likuiditas, maka pemegang saham harus mau menginjeksi permodalan. Bagaimana agar pemegang saham mau menyehatkan banknya, maka ketegasan OJK selaku pengawas sangat dibutuhkan. Waktu itu, OJK cukup tegas untuk “memaksa” para pemegang saham untuk menginjeksi permodalan Bank Bukopin. Bahkan, direksi berjibaku untuk meyakinkan para pemegang saham untuk memberi dukungan pada PUT V. Hasilnya, Kookmin Bank yang mengambil kesempatan menyerap right issue sehingga posisinya mengambil alih Bosowa Corporindo sebagai pemegang saham pengendali (PSP).
Meskipun Bosowa kemudian menggugat OJK, namun langkah tegas OJK untuk menyelamatkan Bank Bukopin yang menghadapi masalah keuangan bisa menjadi pelajaran berharga. Begitu juga jajaran direksi Bank Bukopin yang berhasil menenangkan para nasabahnya dari serangan hoax sehingga Bank Bukopin selamat bahkan mendapatkan dukungan dari pemegang saham. Pelajarannya adalah ketika bank berada dalam kondisi sulit atau krisis, tindakan tegas, terukur, dan cepat harus dilakukan. Meskipun Bosowa yang tidak rela kehilangan banknya kemudian menggugat OJK, namun risiko hukum tersebut jauh lebih kecil ketimbang membiarkan Bank Bukopin ambruk dan berisiko menyeret sektor perbankan jatuh dalam jurang krisis kepercayaan.
Saat ini, kemampuan bank berbeda-beda. Ada yang besar dan ada yang kecil. Ada yang modalnya kuat dan ada yang cekak. Ada yang asetnya bagus dan ada yang dipenuhi kredit berkualitas rendah. Tantangan ke depan tidaklah ringan, apalagi harus mengarungi pandemic COVID-19. Bank-bank yang modalnya terbatas, sulit tumbuh, dan kualitas asetnya rendah, ini juga harus menjadi perhatian penting oleh OJK, pemegang saham, dan bankir-bankir yang mengelola bank. Meskipun penyelamatan Bank Bukopin bisa menjadi pelajaran berharga, tapi tindakan antisipatif untuk memperkuat bank jangan sampai oleng jauh lebih baik daripada tindakan penyelamatan karena bank terjerembab dalam masalah keuangan. (*)
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More