Jakarta – Perkembangan teknologi kini semakin memudahkan kita sebagai pengguna dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam bidang perbankan. Saat ini aktivitas perbankan sudah bisa dilakukan lewat satu aplikasi di smartphone. Siapa sih yang tidak mengenal istilah internet banking dan mobile banking? Apalagi, belakangan ada istilah baru, yaitu digital banking.
Ada tiga hal tentang digital banking yang wajib kita ketahui. Di mana, internet banking dan mobile banking sesungguhnya berbeda dengan digital banking. Berikut tiga hal tentang digital banking:
1. Digital Banking tidak memerlukan kantor cabang atau bersifat branchless
Bank beroperasi melalui jalur distribusi fisik dimana memiliki lebih dari satu kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang tersebar di pelosok daerah di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Digital banking merupakan layanan kegiatan perbankan menggunakan sarana elektronik atau digital milik bank, di mana nasabah bank dapat melakukan aktivitas perbankan secara mandiri.
Digital banking tidak hanya memungkinkan nasabah melakukan transaksi perbankan secara digital tetapi juga memungkinkan nasabah untuk melakukan kegiatan perbankan yang biasanya hanya dilakukan melalui kantor cabang secara digital seperti pembukaan rekening, deposito, dan investasi.
Digital banking berbeda dengan internet banking atau mobile banking yang terbatas pada transaksi perbankan seperti transfer dana atau cek saldo, sehingga nasabah masih harus melakukan berbagai aktivitas perbankan lain secara konvensional dengan mengurusnya di kantor cabang bank.
2. Digital Banking lebih dari sekedar aplikasi perbankan
Perbedaan digital banking dan mobile banking terletak pada fitur yang disediakan melalui satu aplikasi. Mobile banking memungkinkan nasabah melakukan transaksi seperti yang dapat dilakukan melalui ATM, seperti transfer dana, pembayaran tagihan, pembelian voucher pulsa dan sejenisnya. Sementara itu, digital banking memungkinkan nasabah untuk melakukan aktivitas perbankan yang biasa dilakukan melalui kantor cabang pembantu, seperti membuka rekening baru, membuka akun deposito, investasi, mengisi e-wallet dan lainnya.
Sebagai contoh, fitur deposito dalam aplikasi digibank yang dimiliki oleh Bank DBS Indonesia memungkinkan nasabah untuk membuka deposito hanya melalui aplikasi. Fitur bayar dan beli pun menjadi fitur favorit nasabah dimana dalam satu aplikasi memungkinkan nasabah untuk membayar tagihan dan belanja online di e-Commerce. Saat ini, fitur bayar beli juga memungkinkan nasabah untuk top up e-Money dengan mudah, karena fitur tersebut juga dilengkapi teknologi Near Field Communication (NFC) untuk Android.
3. Digital Banking berbasis biometrik e-KTP Indonesia
Teknologi biometrik yang terdapat pada e-KTP merupakan teknologi yang tidak hanya digunakan untuk pencatatan sipil tetapi juga dapat digunakan sebagai database dalam industri perbankan. Melalui teknologi biometrik berupa fingerprint, verifikasi dan data keamanan setiap nasabah sudah tercatat dan terintegrasi sehingga mempersingkat waktu nasabah dalam mendaftar rekening dan juga verifikasi data ketika login atau setiap melakukan transaksi.
Selain itu, hal ini mengurangi human error yang umumnya terdapat saat login atau transaksi seperti lupa PIN. Berbeda dengan layanan mobile banking maupun internet banking yang menggunakan metode Personal Identification Number (PIN) saat melakukan login dan transaksi, dimana sangat rentan nasabah lupa PIN mereka.
Saat ini digital banking sudah menjadi kebutuhan dasar bagi nasabah di Indonesia dalam melakukan aktivitas perbankan sehari-hari. Industri perbankan tengah diramaikan oleh produk dan layanan digital banking. Berbagai fitur layanan dan produk yang dapat memudahkan nasabah seperti transfer dana ke bank manapun secara online bebas biaya admin. Selain itu, fitur investasi dan tabungan juga saat ini dapat diakses secara mudah dan cepat lewat fitur deposito.
Executive Director Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto mengatakan, saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi mempermudah kita sebagai pengguna dalam berbagai aspek terutama melakukan aktivitas sehari-hari. Pemahaman akan digital banking dan berbagai layanan perbankan tentunya sangat diperlukan untuk memilih solusi atas kebutuhan keuangan para nasabah.
“Memilih produk dan layanan perbankan yang sesuai kebutuhan haruslah tepat, akan lebih baik lagi apabila produk perbankan tersebut tidak hanya menjadi alat atau fasilitas kebutuhan transaksional tetapi juga investasi,” ujarnya seperti dikutip di Jakarta, Selasa, 18 Desember 2018.
Terlebih, tambah dia, saat ini kita sudah dipermudah oleh perkembangan teknologi, di mana semua aktivitas perbankan dapat dilakukan hanya dalam genggaman. “Hal ini sejalan dengan misi kami Live more, Bank less dimana kami ingin nasabah untuk lebih menikmati hidup dan tidak direpotkan dengan urusan perbankan yang rumit,” katanya. (*)
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More