Jakarta–Premi industri asosiasi umum di Indonesia hanya tumbuh empat persen di sepanjang tiga bulan pertama di 2016. Di kuartal pertama tahun 2016, mereka mengumpulkan premi Rp14,52 triliun.
Perolehan premi industri asuransi umum ini, menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia AAUI, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan premi kuartal pertama tahun 2015 lalu yang mampu tumbuh 10 persen. Di kuartal pertama tahun 2015, AAUI mencatat raihan premi industri asuransi umum sebesar Rp13,96 triliun.
“Kita masih dapat tumbuh meski dalam keadaan ekonomi sulit,” sebut Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor dalam konferensi pers, Kamis, 26 Mei 2016.
Julian menyebut, raihan premi di kuartal pertama tahun ini masih menunjukkan kinerja positif didorong oleh adanya belanja pemerintah khususnya di bidang infrastruktur dan pengembangan UMKM. Lini bisnis asuransi umum yang masih menampakkan kinerja maksimal pun didapat dari bisnis terkait.
AAUI mencatat, selama tiga bulan pertama ini, lini usaha property menyumbang premi Rp4,18 triliun sementara kendaraan bermotor Rp4,10 triliun. Penyumbang lini bisnis premi besar di kuartal pertama Rp1,48 triliun dan marine cargo Rp915,57 triliun.
Meski di kuartal pertama tumbuh minim empat persen, Julian yakin bisnis asuransi umum masih bisa tumbuh 15-20 persen. Syaratnya, pemerintah tidak melakukan koreksi atas target pertumbuhan ekonomi yang berada di sekitar 5,3-5,5 persen.
“Dasarnya adalah government spending dan juga konsumsi masyarakat. Di akhir-akhir tahun nanti biasanya akan lebih besar pertumbuhannya dibandingkan dengan kuartal satu,” tandasnya. (*) Gina Maftuhah
Editor: Paulus Yoga