Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) per Juli 2021 mencapai 6,04%. Peningkatan ini menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan Bank BUMN maupun Bank Asing.
Menurut Ekonom Ryan Kiryanto ada beberapa alasan mengapa BPD mampu lebih ekspansif di tengah pandemi Covid-19. “BPD memiliki sebuah keunggulan yang mungkin tidak dimiliki bank konvensional lain. Satu, BPD punya captive market. Siapa? Para pegawai Pemda,” jelas Ryan kepada Infobank seperti dikutip Selasa, 14 September 2021.
Lalu, keunggulan kedua jelas Ryan adalah pemahaman BPD yang baik akan kondisi ekonomi daerahnya. Pemahaman ini menuntun BPD kepada tingkat kepercayaan yang lebih baik kepada nasabah-nasabahnya di bandingkan perbankan konvensional lain. Sehingga, BPD tahu mana yang layak mendapat kredit dan tidak.
“Inilah yang menguatkan dugaan saya akan mengapa debitur BPD lebih ekspansif dalam menyalurkan kredit. Alasannya karena mereka lebih mengenal daerah beserta potensi ekonominya dan BPD juga lebih mengenal profil calon debiturnya,” tambahnya.
Alasan ketiga adalah adanya keterikatan emosional antara pengusaha lokal dengan BPDnya. Beberapa pelaku usaha merasa lebih cocok dengan mengajukan pinjaman ke BPD yang ada di sekitarnya. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More