Ketidakpastian bagi Indonesia, terutama nilai tukar Rupiah yang disebabkan kenaikan suku bunga acuan di AS masih akan berlanjut. Ria Martati
Jakarta–The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan tingat suku bunganya di level 0,25%.
The Fed mempertimbangkan kondisi ekonomi global saat ini, gejala pelambatan pertumbuhan dan kondisi pasar saham China menyebabkan kekhawatiran para investor tentang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
“Kita telah lama memperkirakan pelambatan pertumbuhan ekonomi China karena mereka me-rebalance ekonominya, tidak ada yang kejutan di sana. Pertanyaannya saya tidak tahu apakah akan ada risiko pelambatan yang lebih tajam dari perkiraaan kebanyakan analis,” kata Janet Yellen dalam konferensi persnya usai rapat FOMC semalam.
Kebijakan jangka panjang The Fed adalah menahan suku bunga rendah hingga angka pengangguran berkurang dan inflasi AS mendekati targetnya 2%. Inflasi saat ini 1,2% di AS, sementara angka pengangguran 5,1%. (*)