Jakarta – The Fed kembali menaikan suku bunga sebesar 25 bps di level 5-5,25% pada FOMC bulan Mei 2023. Peningkatan tersebut dipicu oleh perekonomian Amerika Serikat (AS) yang cenderung solid mencerminkan angka inflasi yang masih tinggi.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) telah merespons keputusan tersebut dan diproyeksikan akan bergerak mixed cenderung menguat pada range 6.740-6.960.
Respons IHSG pada kenaikan suku bunga tersebut terlihat dari pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin (4/5) yang ditutup positif pada level 6.844 menguat 0,46%, setelah sebelumnya terkoreksi dua hari berturut-turut.
Selain itu, pergerakan IHSG kemarin (4/5) ditopang oleh saham growth stock, dimana salah satunya sektor teknologi menguat 1,38% dan saham sektor infrastruktur naik 1,29%. Performa saham growth stock sejalan dengan proyeksi suku bunga The Fed yang saat ini telah mencapai terminal rate di level 5,1%.
“Hal tersebut memberikan katalis positif untuk saham growth stock dengan P/E yang tinggi bahkan negatif, serta saham dengan rasio debt yang tinggi,” ucap Ratih dalam analisisnya dikutip, 5 Mei 2023.
Baca juga: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 25 bps, Ini Kata Ekonom
Sehingga, IHSG diproyeksikan akan kembali mengalami penguatan yang ditopang oleh data ekonomi domestik dalam momentum positif, dimana angka inflasi terkendali pada April 2023 sebesar 4,33% yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,97% yoy.
Adapun Industri manufaktur juga masih dalam level ekspansif sebesar 52,7 poin pada periode April 2023. Akselerasi produksi ditopang oleh solidnya permintaan domestik di tengah turunnya ekspor akibat potensi melemahnya kondisi ekonomi global. (*)
Editor: Galih Pratama