Jakarta – Pemerintah menargetkan program digitalisasi 1 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di 1.000 pasar rakyat di Indonesia. Transformasi digital ini memang sangat penting agar UMKM bisa dikenal dengan luas, sehingga mendatangkan pelanggan baru. Sayangnya, transformasi digitalisasi ini kerap terbentur sejumlah kendala.
CEO Titipku Henri Suhardja mengatakan, banyak persepsi yang salah dari sebagian startup dalam memberikan edukasi digitalisasi kepada pedagang pasar tradisional. Mereka menganggap banyak pedagang pasar sudah berusia lanjut dan lainnya. Ini seolah dijadikan kendala dalam mentransformasikan penjualan secara digital.
“Namun, pada kenyataannya para pedagang pasar di Indonesia, sebenarnya bisa menerapkan penjualan secara digital. Tim kami sudah membuktikannya ke pasar. Kami mulai satu persatu menemui pedagang dan mengajarkan mereka. Ternyata mereka langsung bisa, satu kali diajarkan bisa,”ungkap Henri dalam konferensi pers virtual “Digitizing Traditional Market in Indonesia”, Selasa, 18 April 2023.
Sebenarnya, kata Henri, kendala transformasi digital para pedagang pasar tradisional terletak pada tipe atau jenis platform marketplace. Sebagian platform marketplace ternama didesain untuk para pelaku usaha yang tech savvy. Sasarannya adalah anak muda yang menjalani bisnis online shop.
“Ketika mereka sudah canggih detail dan punya dashboard, tapi orangtua (pedagang) yang sebelumnya tidak terbiasa, pasti bingung juga jualan di situ,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Henri, ada baiknya setiap platform marketplace memiliki desain User Interface (UI) dan User Experience (UX) yang simpel. Dengan begitu, para pedagang bisa dengan mudah memahami dan menerapkannya saat berjualan.
“Kalau simpel, pasti dengan mudah dipahami oleh pedagang. Ada efek juga di sini (platfrom marketplace),” ujarnya.
Menurut Henri, potensi ekonomi pasar tradisional di Indonesia sangat besar. Terdapat 14.000 pasar tradisional dengan 8 juta pedagang yang tersebar di berbagai pelosok Tanah Air. Sedangkan nilai pasar groceries-nya bisa mencapai 185 miliar US dolar per tahun.
“Ada sebanyak 73% berasal dari pasar tradisional. Bisa dibayangkan, perputaran ekonominya sangat besar di pasar tradisional,” jelasnya.
Untuk itu, dia mengajak para pelaku UMKM pasar tradisional masuk ke dalam online atau marketplace. Digitalisasi memungkinkan pelaku UMKM dan pedagang pasar mendapat pelanggan dari jarak yang lebih jauh dari pasar, yang selama ini sulit untuk belanja langsung ke pasar.
“Dengan UMKM masuk ke online/marketplace, UMKM bisa mendapatkan kesempatan untuk masuk ke pasar baru. Artinya UMKM akan dikenal lebih luas dan mendapatkan kesempatan dikenal oleh calon customer yang baru, yang berpotensi menjadi pelanggan. Dengan demikian, UMKM tidak hanya bergantung ke pelanggan lama saja, tapi punya pelanggan baru,” ungkap Henri.
Sekadar informasi, Titipku merupakan aplikasi belanja online dari pasar tradisional. Mereka menerapkan konsep jasa titip (jastip), di mana nantinya pelanggan Titipku akan menggunakan jasa dari Mitra Titipku, atau yang disebut dengan Jatiper, untuk membelikan barang pesanannya.(*)