Keuangan

Terkontraksi 20 Persen, Pendapatan Premi Asuransi Bintang jadi Segini

Jakarta – PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) melaporkan kinerja perusahaan sampai dengan September 2023. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk, Hastanto Sri Margi Widodo dalam Public Expose Asuransi Bintang 2023, Kamis (21/12).

Widodo mengatakan, pendapatan premi bruto selama periode Januari sampai dengan September 2023 sebesar Rp282,7 miliar.

“Atau terkontraksi sebesar 20 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp353 miliar,” ujarnya.

Baca juga: Bos Asuransi Bintang: Implementasi PSAK 74 Bakal Gerus Modal

Lebih lanjut dia menjelaskan, kontraksi ini terutama terjadi dari penurunan produksi premi untuk produk asuransi kendaraan sebesar Rp 24 miliar atau 55 persen, asuransi marine hull sebesar Rp43 miliar atau 56 persen, dan asuransi varia 16 persen.

“Penurunan ini sebagai konsekuensi sejalan dengan langkah strategis perusahaan untuk menekan portofolio dengan pengalaman klaim yang buruk dan komisi yang eksesif menuju ke penerapan International Financial Reporting System (IFRS17),” ungkap Widodo.

Meski demikian, perusahaan masih berhasil membukukan pertumbuhan premi bruto untuk produk asuransi properti sebesar Rp3,4 miliar atau 2,2 persen, asuransi marine cargo sebesar Rp2,2 miliar atau 15 persen, asuransi enginering sebesar Rp174 juta atau 1.8 persen, dan asuransi unit link sebesar Rp367 juta.

Ke depan, kata Widodo, secara konsisten perusahaan akan terus menjalankan langkah-langkah strategis terutama untuk persiapan memasuki tahun kritis di 2024.

Langkah-langkah tersebut antara lain, perencanaan secara hybrid dengan proses pengukuran parallel run PSAK 62 dan PSAK 74.

“Ini meliputi pengukuran target dan pencapaian meliputi top-line pendapatan premi dan margin kontrak asuransi,” jelasnya.

Baca juga: OJK Catat Masih Ada 7 Perusahaan Asuransi dalam Status Pengawasan Khusus

Selain itu, dilakukan pula pengukuran KPI dan remunerasi progresif kuartalan, dimana bobot KPI untuk margin kontrak asuransi ditingkatkan setiap kuartal dari 50 persen menjadi 100 persen pada Q4, untuk menggantikan bobot Top-Line Pendapatan premi yang sudah tidak akan diakui pada Q4.

Hasil validasi dan performa yang ada saat ini menunjukkan bahwa langkah-langkah strategis yang dilakukan secara efektif memberikan jalan ke keberhasilan dan keselamatan perusahaan untuk transisi ke IFRS17 di tanggal 1 Januari 2025 dengan dampak yang minimum.

“Ke depan tinggal memastikan konsistensi dan eksekusi terhadap keseluruhan langkah-
langkah strategis yang tepat waktu untuk hasil yang efektif,” pungkasnya. (*) Alfi Salima Puteri

Galih Pratama

Recent Posts

Jumlah SID Naik, BEI Gaspol Tingkatkan Keaktifan Investor di Pasar Modal

Balikpapan – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah single investor identification (SID) menembus 14 juta per… Read More

14 mins ago

Generali Indonesia Beri Perlindungan Asuransi bagi 6.000 Pelari di PLN Electric Run 2024

Jakarta – PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) terus mendukung berbagai kegiatan yang mempromosikan kesehatan… Read More

1 hour ago

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

8 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

8 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

22 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

22 hours ago