Jakarta – Laju saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) belakangan bergerak lesu dan cenderung menurun seiring merebaknya kasus pandemi Covid19 dalam beberapa bulan terakhir. Tercatat, sampai dengan perdagangan Rabu, 4 November 2020, harga saham TLKM sudah bertengger di Rp2.580 atau sudah terdiskon 35,01% secara ytd.
Melihat data tersebut, apakah saham TLKM sudah masuk kategori murah? Mengingat TLKM merupakan perusahaan BUMN besar yang selalu menghasilkan laba dan membagi dividen setiap tahun.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan prospek usaha perusahaan kedepan masih cukup baik dengan banyak peluang yang memberikan potensi untuk untuk dapat terus tumbuh di masa mendatang.
Wabah virus corona yang sedang terjadi
tentunya akan membawa perusahaan untuk mempercepat transformasi digitalnya, hal ini memberikan peluang bagi perusahaan dengan menghadirkan solusi melalui beragam layanan digital yang didukung oleh digital connectivity dan digital platform yang kuat yang akan dimanfaatkan untuk penguatan seluruh lini bisnis baik mobile related business, fixed broadband, dan bisnis lainnya.
Hal itu memberikan potensi perusahaan dengan kinerja yang semakin sehat di kedepannya dan dengan kinerja yang positif semakin mengokohkan posisi Telkom sebagai pemimpin pasar dalam industri broadband maupun selular di Indonesia.
“Meskipun terjadi wabah virus corona, kami melihat ada kesempatan disana bagi TLKM. Didukung jaringan TLKM yang hadir hampir di seluruh Indonesia, membuat jaringan internet yang dimiliki TLKM menjadi pilihan pertama bagi masyarakat Indonesia dalam memasang langganan internet broadband.
Apalagi bekerja dan sekolah dari rumah ditengah pandemi membuat peningkatan yang signifikan terkait dengan penggunaan internet di Indonesia, hal ini yang kami nilai dapat menjadi sebuah peluang bagi TLKM,” terangnya.
Lebih lanjut ujarnya, harga saham TLKM saat ini sudah masuk tergolong murah dan layak untuk dikoleksi untuk jangka panjang dengan target harga Rp3.820.
Berdasarkan proyeksi tahun 2020, diprediksi EPS sebesar Rp182 dan PE sebesar 20,99x.
“Direkomendasikan BUY dengan target harga di tahun 2020 sebesar Rp3.820,” dalam risetnya.
Sekedar informasi, perusahaan mencatat laba yang dapat diatribusikan pada entitas pemilik tumbuh tipis 1,34% jadi Rp16,67 triliun di kuartal III 2020, dari sebelumnya Rp16,45 triliun.
Hasil tersebut ditopang oleh segmen data, internet, dan jasa teknologi informatika. Pendapatan konsolidasi sebelum penyesuaian dari segmen ini tercatat sebesar Rp56,45 triliun, melambung 36,88% secara year on year dari sebelumnya Rp41,24 triliun.
Disusul pendapatan dari Indihome sebesar Rp16,11 triliun. Segmen bisnis layanan internet broadband dan televisi berlangganan ini naik 16,48% dari sebelumnya hanya menyumbang Rp13,76 triliun.
Kemudian pendapatan interkoneksi juga mengalami kenaikan yakni sebesar 26,49%, dari yang semula Rp4,76 triliun menjadi Rp6,03 triliun dan pendapatan lain-lain naik 16,48% dari Rp3,02 triliun menjadi Rp3,52 triliun.
Sebaliknya, ada dua segmen menjadi pemberat kinerja TLKM yakni pendapatan telepon anjlok 28,76%, dari semula Rp21,25 triliun menjadi Rp15,13 triliun dan pendapatan jaringan turun 20%, menjadi Rp1,07 triliun dari sebelumnya Rp1,34 triliun. (*)