News Update

Terdakwa Korupsi BTS Achsanul Qasasi Kembalikan Uang Suap Rp40 Miliar

Jakarta – Anggota III BPK nonaktif Achsanul Qosasi, terdakwa kasus korupsi BTS didakwa 5 tahun penjara karena diduga terlibat kasus dugaan korupsi Base Transceiver Station (BTS) 4G 2021 Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Achsanul didakwa menerima suap senilai US$2,64 juta dolar atau setara dengan Rp40 miliar untuk mengondisikan pemeriksaan proyek BTS 4G BAKTI Kominfo yang dilaksanakan pada 2021.

Uang suap diterima dari Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera Windi Purnama dengan sumber uang dari Komisaris PT Solitech Media Synergy Irwan Hermawan atas perintah mantan Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Achmad Latif. Uang itu diserahkan kepada terdakwa melalui pihak swasta yang juga merupakan orang kepercayaan Achsanul, Sadikin Rusli.

Pemberian suap dengan maksud supaya Achsanul membantu pemeriksaan pekerjaan BTS 4G 2021 yang dilaksanakan oleh BAKTI Kominfo agar mendapatkan hasil wajar tanpa pengecualian (WTP) dan tidak menemukan kerugian negara dalam pelaksanaan proyeknya.

Baca juga : Makin Strong! Harga Saham BRIS Naik Hampir 1 Persen di Tengah Kabar Muhammadiyah Tarik Dana Triliunan

Karena kasus ini, terdakwa korupsi BTS ini dituntut lima tahun penjara dan membayar denda sebesar Rp500 juta, dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama enam bulan.

Menanggapi hal terseebut, Tim Penasihat Hukum Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nonaktif Achsanul Qosasi, Soesilo Aribowo mengatakan bahwa kliennya sudah mengembalikan seutuhnya uang suap senilai US$2,64 juta dolar atau setara Rp40 miliar dari Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Achmad Latif.

Uang yang kini telah disita penyidik Kejaksaan Agung RI tersebut dikembalikan seutuhnya seperti saat diterima dan tidak berkurang sedikit pun atau tidak digunakan sama sekali oleh terdakwa Kasus korupsi BTS ini.

baca juga: Sorry Yee! Indonesia Tidak Masuk 100 Negara Terkaya

Dijelaskan Soesilo, penuntut umum tidak dapat membuktikan bahwa Achsanul telah melakukan pemaksaan atau pemerasan sehingga Anang Latif memberikan uang sebesar Rp40 miliar. Karenanya, Achsanul beserta tim penasihat hukum menolak dan keberatan terhadap seluruh dalih dan alasan yang diuraikan oleh penuntut umum sebagaimana tertuang dalam replik yang telah dibacakan dalam persidangan perkara.

Setelah sidang duplik, persidangan sendiri akan dilanjutkan dengan agenda pembacaan putusan Majelis Hakim kepada Achsanul pada Kamis (20/6).

Apriyani

Recent Posts

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

4 mins ago

Bos BI Beberkan Nasib Penyelesaian Utang Burden Sharing 2025

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan telah bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati… Read More

10 mins ago

KB Bank Beri Suntikan Pembiayaan untuk Vendor Tripatra

Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More

1 hour ago

IHSG Hari Ini Ditutup Anjlok 1,84 Persen, Tembus Level 6.977

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More

3 hours ago

Asuransi Bintang Siap Implementasikan PSAK 117 Mulai 1 Januari 2025

Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More

3 hours ago

Mengenal Bashe Ransomware yang Diduga Serang BRI, Apa Bahayanya?

Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More

3 hours ago