Jakarta – Efek Beragun Aset Syariah (EBAS) yang diterbitkan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama PT Sarana Multigriya Finansial hari ini (19/6), disebut menjadi sebuah peluang yang positif bagi pertumbuhan bisnis griya atau perumahan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan, bahwa untuk BSI sendiri terus menjaga pertumbuhan griya atau bisnis perumahan tersebut di atas 12% hingga 15%, di mana angka tersebut lebih tinggi dari angka industri.
“Pertumbuhan griya selalu kita jaga memang sekitar double digit di atas 12-15% lebih tinggi dari industri,” ucap Heri usai Konferensi Pers di Jakarta, 19 Juni 2023.
Baca juga: Efek Beragun Aset Syariah (EBAS) BSI Resmi Tercatat di BEI
Hal tersebut juga didukung oleh adanya produk griya simuda yang terdapat di BSI dengan tenor 30 tahun, di mana memiliki cicilan yang jelas atau fix rate dan tidak bergantung pada kondisi pasar.
Kemudian, Hery menjelaskan bahwa, dengan kembali normalnya aktivitas masyarakat pasca pandemi turut menggairahkan potensi bisnis griya ke depannya.
“Kami melihat bahwa potensi untuk griya ini luar biasa besar karena backlog griya untuk rumah pertama untuk masyarakat mungkin puluhan juta 12-13 juta artinya memang dibutuhkan masyarakat jadi kecepatan developer membangun rumah kerja sama dengan perbankan dalam memberikan pembiayaan juga penting, jadi bisnis ini potensial,” imbuhnya.
Baca juga: Naik 28%, Pinjaman Perumahan SMF Tembus Rp11,29 Triliun
Adapun, keuntungan lain dari kerja sama tersebut adalah investor saat ini memiliki banyak pilihan aset atau surat berharga yang dapat dipilih untuk transaksi investasi khususnya syariah.
“Harapannya ya artinya produk-produk pasar modal yang terkait dengan syariah bisa lebih banyak lagi dan kita menghimbau bukan hanya BSI tapi temen temen yang lain juga ikut meramaikan,” tutupnya. (*)
Editor: Galih Pratama