Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Amerika Serikat (AS) untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden, pada Minggu (12/11). Pertemuan tersebut sedianya membahas kerja sama diplomatik di Indo-Pasifik.
Namun, situasi konflik di Gaza ‘memperumit’ pertemuan antara pemimpin negara muslim terbesar dan pemimpin negara sekutu setia Israel itu.
Dinukil Reuters, Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyatakan, pertemuan kedua pemimpin dunia tersebut akan banyak membahas perihal kerja sama internasional antara negara Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
“Selama kunjungan tersebut, Presiden Biden akan menegaskan kembali komitmen AS untuk memperdalam kemitraan yang telah berlangsung selama hampir 75 tahun antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia,” ujar Jean-Pierre, dikutip Senin (13/11).
Baca juga: Tegas! MUI Keluarkan Fatwa Haram Beli Produk Israel, Ini Isinya
Salah satu agendanya, membahas impor produk turunan nikel dan mineral penting lainnya yang digunakan untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Kepada Reuters, tiga orang yang mengetahui langsung pembicaraan tersebut mengatakan bahwa AS masih menghawatirkan terkait standar lingkungan, sosial, dan tata kelola di Indonesia agar kesepakatan tersebut dapat berjalan.
Selain itu, pemerintah AS juga merencanakan konsultasi lebih dalam dengan anggota parlemen dan kelompok buruh AS dalam beberapa minggu mendatang.
“Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kami dapat secara resmi mengumumkan perundingan mengenai kemitraan mineral penting,” kata sumber tersebut.
Hingga kini, tim diskusi pemerintahan Biden, yang mencakup Perwakilan Dagang AS Katherine Tai dan Gedung Putih tengah fokus memastikan bahwa potensi pasokan nikel diproduksi dengan dampak lingkungan sesedikit mungkin.
“Momentumnya secara keseluruhan cukup menjanjikan, namun (kami) tidak ingin meremehkan fakta bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di sini,” kata salah satu sumber tersebut.
Suarakan Isu Palestina
Selain membahas kerja sama produk turunan nikel, Jokowi juga membawa pesan khusus terkait isu Palestina. Dikutip dari laman Sekretariat Presiden, mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan menyampaikan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait kondisi terkini di Palestina.
“Alhamdulillah, KTT OKI menghasilkan resolusi yang berisi pesan yang sangat kuat untuk dunia. Dan, pesan inilah yang akan saya sampaikan kepada Presiden Biden esok hari, di mana ini adalah suara dari 57 negara atau sekitar sepertiga suara negara di dunia,” ujarnya.
Baca juga: Terus Digempur Israel, 72 Ribu Warga Sipil Mengungsi ke Gaza Selatan
Selain itu, dirinya juga akan menyampaikan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
“Saya juga akan menyampaikan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang meminta saya secara khusus untuk menyampaikannya kepada Presiden Biden,” ujar Presiden.
Jokowi mengungkapkan, dalam pertemuan KTT Luar Biasa OKI yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi tersebut, dirinya mengajak negara-negara anggota OKI untuk bersatu dan berada di barisan terdepan dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.
“Gencatan senjata harus segera diwujudkan, bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperbanyak, perundingan damai harus segera dimulai, fasilitas publik dan kegiatan kemanusiaan tidak boleh menjadi sasaran serangan, dan Israel harus bertanggung jawab atas kekejaman yang telah dilakukan,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama