Jakarta – PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, (TELE) memandang tahun 2022 menjadi tahun pertumbuhan seiring dengan mereda pandemi covid-19 dan perbaikan ekonomi nasional. Beberapa langkah telah disiapkan untuk kembali ke jalur pertumbuhan berkualitas.
Presiden Direktur TELE, Lily Salim menjelaskan, perseroan akan fokus menata kembali bisnis, setelah dicapainya kesepakatan damai dengan kreditur dan obligor sehingga kembali mendapat kepercayaan konsumen dan mitra usaha.
“Kami akan kembali tumbuh dengan tiga fokus utama yang telah ditekuni dan berpeluang mengungkit kinerja perseroan tahun ini dan masa yang akan datang,” kata dia kepada media, Selasa, 31 Mei 2022.
Ia merinci, tiga fokus utama itu terdiri dari Bisnis voucher dan kartu perdana merupakan kegiatan usaha utama Perseroran yang memberikan kontribusi pendapatan sebesar 90%. Perseroan mendistribusikan voucher dari operator Telkomsel.
Fokus kedua, Distribusi Token Listrik PLN, hal itu dimulai dengan telah ditunjuknya perseroan sebagai distributor tunggal penjualan Token Listrik PLN oleh PT Lintas selaku mitra PLN. “Kami akan menambah mitra mitra untuk menjual token listrik PLN,” tegas Lily.
Fokus ketiga, Perseroan telah dinyatakan lulus secara teknis untuk menjadi layanan switching Telkomsel, dan sedang dalam tahap final pembicaraan dengan para mitra. “Sudah ada beberapa calon mitra chanel yang bersedia menjadi mitra chanel TELE dan Saat ini masih menunggu surat persetujuan pengalihan yang diajukan oleh mitra chanel kepada TELE,” ucapnya.
Menurutnya, strategi perseroan dalam menghadapi tantangan bisnis telah memperlihatkan hasilnya. Hal itu dapat dilihat dari kinerja keuangan kuartal I 2022, dari sisi pendapatan terdapat lonjakan 157% menjadi Rp744,5 miliar dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp289,8 miliar. Pendapatan itu ditopang penjualan voucher sebesar Rp743,37 miliar, atau 99,9% dari total pendapatan kuartal I 2022.
Seiring dengan peningkatan penjualan, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp755,2 miliar. Sedangkan rugi usaha dapat ditekan menjadi Rp10,71 miliar dibandingkan kuartal I 2021 rugi usaha mencapai Rp14,3 miliar. Adapun rugi bersih dapat ditekan menjadi Rp20 miliar pada akhir 2022, sedangkan akhir kaurtal I 2021 masih sebesar Rp22,9 miliar.
Sementara aset mengalami perubahan menjadi Rp207 miliar, karena liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp278,6 miliar, dari posisi Rp283,5 miliar pada akhir Desember 2021. (*)