Bandung – CRRC Corporation Limited (CRRC) bersama dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), China Railway menghadirkan pusat edukasi untuk membawa masyarakat lebih dekat dengan teknologi Kereta Api Kecepatan Tinggi dan mendorong pertukaran budaya. Inisiatif ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman yang kaya kepada pengunjung dengan menampilkan konsep eksibisi tematik dan memamerkan semua hal terkait Kereta Api Kecepatan Tinggi.
Kegiatan edukasi ini tertuang dalam rangkaian upacara peresmian Basis Pertukaran Ilmu Pengetahuan dan Budaya Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta – Bandung. Sementara itu, untuk pertama kalinya “Rumah Kereta Cepat” Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta – Bandung dibuka untuk umum yang diadakan di Depo Tegal Luar, Bandung. Dengan adanya kegiatan ini, para penggemar transportasi khususnya kereta, bisa berkumpul dalam acara yang dibuka untuk umum ini.
Baca: Luhut dan PM China Jajal Kereta Cepat Jakarta Bandung
Depo Tegal Luar, Bandung kini bukan sekedar tempat pemeliharaan kereta, melainkan sebagai pusat edukasi dan budaya, memberikan kepada masyarakat untuk mendalami ilmu pengetahuan dan mengapresiasi budaya melalui Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta – Bandung. Ruang pamerannya menawarkan beragam konten mulai dari tampilan elegan kereta simulasi Virtual Realit, hingga karya-karya karya-karya seni perajin kereta.
Semua ini bertujuan untuk memikat masyarakat agar merasakan kombinasi pesona ilmu pengetahuan dan teknologi Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta – Bandung.
Sementara itu, di lokasi acara peresmian, pesona Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta-Bandung semakin terasa. Mereka yang hadir disuguhi pemandangan menakjubkan serangkaian kereta berjejer rapi di atas rel di depo. Tak hanya melihat, pengunjung juga diajak untuk merasakan langsung pengalaman eksklusif, dengan mengunjungi gerbong kereta api “Komodo Merah” dan merasakan sensasi berada di dalam ke kereta api cepat.
“Tidak hanya menawarkan kecepatan operasi komersial tertinggi di dunia mencapai 350 kilometer/jam, kereta api ini juga menyuguhkan desain yang mengadopsi unsur-unsur khas Indonesia, menawarkan fusi antara teknologi modern dan kekayaan budaya lokal,” ujar Kepala Desainer CRRC Sifang Co., Ltd, Zhang Fangtao dalam keterangannya dikutip 11 September 2023.
Ia menjelaskan, bahwa kereta ini menyesuaikan dengan lingkungan operasional, geografis dan kondisi jalur di Indonesia, dengan teknologi adaptif canggih yang memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang dalam beragam kondisi. Kereta ini menggunakan desain pencegahan korosi berstandar tinggi dan teknologi perlindungan canggih.
“Dan memiliki ketahanan yang lebih kuat terhadap semprotan garam dan penuaan akibat ultraviolet, bisa menyesuaikan lebih baik lagi pada lingkungan pengoperasian bersuhu tinggi, tingkat kelembaban tinggi, dan semprotan garam tinggi. Pengaturan mode ‘akselerasi tinggi’ memungkinkan kereta memiliki kemampuan mendaki yang lebih kuat dan dapat lebih nyaman dalam menangani medan tanjakan yang kompleks di jalur Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta – Bandung,” tambahnya.
Baca juga: Grup GoTo dan KCIC Kolaborasi Permudah Masyarakat Akses Kereta Cepat
Zhang Fangtao menyampaikan bahwa penampilan luar dan interior rangkaian Api Kecepatan Tinggi Jakarta – Bandung telah memasukkan banyak elemen lokal Indonesia, yang kaya akan “gaya Indonesia”.
Dari penampilan luar, tubuh kereta dicat dengan warna perak dan merah. Warna merah berasal dari bendera nasional Indonesia. Kemudian bagian depan kepala dan sambungan gerbong dilengkapi dengan pola poligon merah yang meniru tekstur “komodo” yang berasal dari Indonesia, mewujudkan konsep hidup berdampingan yang harmonis antara manusia dan alam.
Pengunjung berkesempatan untuk menjelajahi berbagai fasilitas yang tersedia di dalam gerbong. “Mereka mengunjungi ruang pengemudi, ruang penumpang, gerbong makan untuk mencoba fasilitas layanan penumpang di dalam gerbong. Dapat dilihat, seri utama warna kursi adalah abu-abu, merah, biru yang masing-masing diambil dari menara “Borobudur” di Indonesia, bendera Indonesia, dan laut; di setiap kursi disematkan pola awan keberuntungan dengan gaya “Batik” Indonesia,” ucapnya. (*)