Jakarta – Calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Segara mengusung program Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) sebagai rancang bangun industri keuangan secara menyeluruh. Melalui ASKI akan mendorong integrasi pengawasan di Lembaga Keuangan.
“Pembagian wilayah sektor keuangan masih membingungkan, belum adanya design yang terintegrasi secara menyeluruh,” ujar Tirta saat uji kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper Test) di Komisi XI, Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis 8 Juni 2017.
Lewat ASKI, fokus utama OJK akan diselaraskan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Pertama, kata dia, ASKI akan menyeleraskan beberapa cetak biru yang ada antara lain perbankan syariah, sistem pembayaran nasional, pasar modal, dana pensiun, dan sebagainya.
“ASKI menjawab pertanyaan bagaimana struktur industri keuangan Indonesia dalam jangka panjang. Dengan ASKI bisa menghindarkan pemborosan dalam anggaran, mensinergikan aspek-aspek kelembagaan. Dengan ASKI konsumen bisa ikut serta dalam industri keuangan, dengan adanya edukasi,” ucap Tirta.
Selain itu, lanjut Tirta, ASKI akan menyempurnakan regulasi sektor keuangan secara terpadu. Hal ini akan memberikan iklim kondusif bagi pelaku usaha dan mendorong efisiensi agar bisa bersaing pada pasar global. Manfaat lain dari ASKI bagi otoritas yakni menghindari pemborosan atas pekerjaan yang tumpang tindih atau tidak sinkron antara beberapa otoritas, yang masing-masing ingin membangun kapasitas dan kapabilitasnya.
“Pada akhirnya pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan Indonesia baik perbankan, industri keuangan non bank, serta pasar modal akan memberikan edukasian perlindungan konsumen sehingga akan menciptakan industri keuangan yang sehat,” tutupnya. (*)