Moneter dan Fiskal

Tekan Peredaran Uang Palsu, BI Dorong Masyarakat Gunakan Non Tunai

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi pembayaran secara non tunai yang dilakukan menggunakan QRIS. Langkah ini dilakukan untuk menekan peredaran uang palsu. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ibu Aida S. Budiman mengatakan, peredaran uang palsu di masyarakat masih ditemukan. Meski, jumlahnya setiap tahun mengalami tren penurunan. 

Hal tersebut, kata dia, terlihat dari indikator jumlah uang palsu yang ditemukan dalam Rp1 juta lembar. Dalam 3 tahun terakhir, rata-rata ditemukan 9 lembar. Bahkan, sejak 2 tahun lalu jumlahnya menurun menjadi 5 lembar.  Tahun 2022 kembali turun menjadi 4 lembar dalam Rp1 juta. 

“Tahun ini pun sampai triwulan I baru ditemukan 1 lembar dalam Rp 1 juta uang yang beredar, “ jelasnya di Jakarta, Senin, 20 Maret 202

Selain mengoptimalkan pembayaran non tunai, BI juga memperluas kepersertaan BI-FAST termasuk kanal layanan dan akseptasi masyarakat. 

Untuk mendukung itu semua, pihaknya menempuh berbagai langkah strategis guna memastikan kelancaran sistem pembayaran non tunai tersebut guna menghadapi peningkatan transaksi di bulan Ramadan dan Idul Fitri 1444 H

BI juga memastikan kesiapan (ketersediaan dan keandalan) sistem dan layanan kritikal BI untuk menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran yang diselenggarakan BI (tunai dan nontunai), termasuk memantau sistem peserta dalam memberikan pelayanan transaksi pembayaran.

“Kami mengajak masyarakat untuk berperilaku belanja bijak dan mencermati ciri-ciri keaslian Uang Rupiah dengan senantiasa menerapkan 3D (dilihat, diraba dan diterawang), “ jelasnya. 

Berdasarkan data BI, nominal transaksi non tunai melalui BI-FAST selama Ramadhan dan Hari Raya Lebaran per April 2022 tumbuh sebesar 51,88% (mtm), mencapai Rp100,25 triliun dan secara volume tumbuh 32,72% (mtm), mencapai 24,55 juta transaksi. 

Nominal transaksi tertinggi terjadi pada H-7 Idul Fitri sebesar Rp5,93 triliun dengan volume sebanyak 1,28 juta transaksi. 

Sementara untuk realisasi penarikan uang tunai meningkat 16,6% dibandingkan realisasi tahun 2021 (yoy) dari sebesar Rp154,5 triliun menjadi Rp180,2 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebelum kondisi pandemi (Mei 2019) yang sebesar 9,21% (yoy). (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

12 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

18 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

19 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

20 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

21 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago