Jakarta – PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) terus berupaya memperbaiki kinerja keuangannya, terutama pada proses penyelesaian kredit bermasalah yang pada rentang 2021-2022 ini perusahaan akan menyelesaikan Rp10 triliun kredit macet.
Direktur Operasi KB Bukopin, Helmi Fahrudin, menyatakan bahwa proses penyelesaian kredit bermasalah tersebut masih terus berlangsung sesuai dengan rencana-rencana yang telah disusun oleh perusahaan.
“Proses penyelesaian aset kredit bermasalah ini prosesnya masih berjalan sampai dengan saat ini dan berjalan on track sesuai dengan plan yang kami telah tetapkan,” ucap Helmi dalam paparan publik secara virtual, 28 Desember 2022.
Helmi juga menegaskan bahwa proses penyelesaian tersebut dilakukan melalui beberapa langkah seperti intensif collection dan bulk sales, untuk mengembalikan posisi kredit bermasalah menjadi normal, sesuai dengan target perusahaan di 2023.
“Posisi NPL Gross saat ini memang masih di atas 5%, namun demikian kalau kami bandingkan dengan posisi loan at risk (LAR) di 2021 posisi saat ini jauh lebih baik dan ini memberikan optimisme untuk kita semuanya,” imbuhnya.
Sehingga, perusahaan telah memproyeksikan untuk tahun 2023, NPL Gross akan kembali berada di bawah 5% dan LAR berada di bawah 20%, sesuai dengan benchmark di industri yang levelnya berada di bawah 5% untuk NPL Gross.
Adapun, hingga September 2022, tingkat kualitas kredit pada LAR telah membaik menjadi 52,80% dari 65,44% pada periode yang sama tahun 2021. Sedangkan, untuk NPL Gross justru mengalami peningkatan ke level 8,75% dari 8,15% di 9M21. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra